Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air per 10 Juni 2025

Rabu, 11 Juni 2025, 09:08 WIB | Peristiwa | Nasional
Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air per 10 Juni 2025
Badan Nasioanal Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di Tanah Air dalam kurun waktu 24 jam terhitung mulai tanggal 9 Juni pukul 07.00 WIB hingga 10 Juni 2025 pukul 07.00 WIB. IST

Bencana hidrometeorologi basah akibat cuaca ekstrem juga terjadi di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Satu orang meninggal dunia akibat tertimpa pohon yang tumbang karena angin kencang melanda wilayah Kota Depok pada Sabtu (7/6) pukul 15.30 waktu setempat.

Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan beberapa pohon tumbang dan rumah warga terdampak di Kecamatan Cilodong, Kecamatan Tapos, dan Kecamatan Cimanggis. Sebanyak 33 unit rumah rusak berat, 108 unit rumah rusak sedang, dan 8 unit rumah rusak ringan. Dua puluh empat warga terpaksa harus mengungsi karena rumahnya yang sudah tidak bisa ditinggali.

PB Damkar dan PMI Kota Depok segera melakukan penanganan darurat dengan berkoordinasi dengan aparat setempat dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Adapun bantuan yang disalurkana dalah logistik permakanan, family kit, hygine kit, terpal, dan selimut.

Baca juga: Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air per 9 Juni 2025

Selain hidrometeorologi basah, tercatat pula kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatra Utara pada Senin (9/6). Titip api berada di Desa Batu Tambun, Kecamatan Padang Bolak. Seluas 2 hektar lahan terbakar.

BPBD Kabupaten Padang Lawas Utara bersama Pemadam Kebakaran, Perangkat Desa, TNI/Polri, dan warga segera melakukan pemadaman titik api. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 17.20 WIB.

Berdasarkan prakiraan cuaca terkini, potensi hujan sedang hingga lebat masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air dalam beberapa hari ke depan. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Sementara itu memasuki peralihan musim kemarau, untuk mencegah potensi bencana karhutla, patroli terpadu dan pemadaman dini titik api di daerah rawan karhutla juga perlu terus dilakukan.

Lebih lanjut, BNPB mengingatkan agar masyarakat terus mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi dan segera melapor apabila terjadi kondisi darurat di wilayah masing-masing. (bi/rel/mel)

Halaman:
1 2

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: