Padang Panjang Gelar Dua Festival Sekaligus, Literasi dan Pamenan Minangkabau

Kamis, 24 Juli 2025, 17:34 WIB | Hiburan | Kota Padang Panjang
Padang Panjang Gelar Dua Festival Sekaligus, Literasi dan Pamenan Minangkabau
Akhir pekan ini, Kota Padang Panjang akan disemarakkan oleh dua perhelatan budaya dan edukasi yang berlangsung hampir bersamaan: Festival Literasi dan Festival Pamenan Minangkabau. IST

Adapun Festival Pamenan Minangkabau diselenggarakan oleh Komunitas Seni Hitam Putih dan didukung oleh Program Dana Indonesiana-LPDP dari Kementerian Kebudayaan, dimana Festival Pamenan Minangkabau #2 mengangkat tema "Padusi di Rumah Gadang".

Tema ini menggambarkan peran sentral perempuan Minangkabau sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang, penjaga nilai-nilai budaya dan pengikat harmoni dalam tatanan adat.

Direktur Festival Afrizal Harun, menjelaskan bahwa "pamenan" dalam konteks budaya Minangkabau berarti segala sesuatu yang dicintai dan dirawat oleh masyarakat. Nilai-nilai ini hadir melalui empat unsur utama: kato (kata), mato (penglihatan), talingo (pendengaran), dan raso (perasaan)—yang dituangkan dalam pertunjukan tari, musik, hingga atraksi budaya lainnya.

Festival kali ini menghadirkan 20 pamenan, didominasi oleh partisipasi perempuan dari berbagai komunitas, termasuk kelompok lansia dan organisasi Bundo Kanduang, yang akan menampilkan Mars Bundo Kanduang sebagai simbol kehormatan terhadap kiprah perempuan.

"Salah satu sesi yang menarik adalah halakah budaya, forum diskusi reflektif yang mengeksplorasi peran perempuan Minangkabau dari masa ke masa, baik dalam ranah domestik, publik, maupun kebudayaan," kata Afrizal Harun.

Festival ini juga melibatkan kolaborasi lintas sektor. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) menghadirkan program edukasi tentang mitigasi sampah. Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga turut mendukung dengan beragam program sinergis.

Kurator Festival, Sahrul N, menambahkan bahwa konsep "pamenan" merupakan ekspresi mendalam dari identitas budaya Minangkabau.

"Segala hal yang dicintai dan dirawat oleh masyarakat Minang itu bermula dari Rumah Gadang. Dari sanalah lahir nilai, rasa, dan makna kehidupan," tutur Sahrul N yang didamping Kurniasih Zaitun dan Ali Sukri, yang juga panitia dari Komunitas Seni Hitam Putih.

Kedua festival ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tapi juga ruang edukasi dan refleksi kultural yang memperkuat jati diri masyarakat Minangkabau di tengah arus perubahan zaman. (bi/rel/mel)

Halaman:
1 2

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: