Sumbar-DIY Tonggak Penting Pertahankan Kedaulatan RI

Jumat, 03 Maret 2023, 09:07 WIB | Ragam | Nasional
Sumbar-DIY Tonggak Penting Pertahankan Kedaulatan RI
BAHAS SEJARAH: Kadis Kebudayaan Sumbar, H. Syaifullah bersama Kepala Prodi Ilmu Sejarah FIB Unand, Dr Zulqayim, M Hum saat jadi narasumber pada acara Hari Penegakan Kedaulatan Negara di gedung Dinas Kebudayaan Sumbar, beberapa waktu lalu. IST
IKLAN GUBERNUR

Namun kemudian tindakan tersebut mendapat kecaman dari PBB hingga akhirnya Hatta ditempatkan dalam sebuah kamar. Sedangkan Soekarno bersama Agus Salim, Moch. Roem dan Sutan Syahrir ditempatkan di Wisma Ranggam atau Pesanggrahan Muntok.

Kemudian peran Yogyakarta selain sebagai Ibukota negara sebelum terjadinya Agresi Militer ke 2 oleh Belanda, daerah ini kemudian menjadi pusat Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terjadi di Yogyakarta. Serangan ini telah dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng. Serangan ini bertujuan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih ada dan cukup kuat, dengan harapan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB.

Serangan umum 1 Maret 1949 ini akhirnya tersebar hingga ke Mr. Alexander Andries Maramis, yang berkedudukan di New Delhi melalui siaran radio yang ditangkap dari Burma. Serangan besar-besaran Tentara Nasional Republik Indonesia terhadap Belanda ini menjadi Headlines di berbagai media cetak yang terbit di India. Serangan Umum 1 Maret mampu menguatkan posisi tawar dari Republik Indonesia, mempermalukan Belanda yang telah mengklaim bahwa RI sudah lemah.

Serangan umum 1 Maret ini kemudian menjadi pendorong terjadinya serangan-serangan lainnya yang dilakukan oleh TNI kepada Belanda. Tak lama setelah Serangan Umum 1 Maret terjadi Serangan Umum Surakarta yang menjadi salah satu keberhasilan pejuang RI yang paling gemilang karena membuktikan kepada Belanda, bahwa gerilya bukan saja mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu melakukan serangan secara frontal ke tengah Kota Solo yang dipertahankan dengan pasukan kavelerie, persenjataan berat - artileri, pasukan infantri dan komando yang tangguh. Serangan umum Solo inilah yang menyegel nasib Hindia Belanda untuk selamanya. (bi)

Halaman:
1 2
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: