Hendri Septa Terbukti Responsif Terhadap Upaya Pengurangan Risiko Bencana

Senin, 30 September 2024, 17:46 WIB | Peristiwa | Kota Padang
Hendri Septa  Terbukti Responsif Terhadap Upaya Pengurangan Risiko Bencana
Calon Wali Kota Padang, Hendri Septa, mendapat apresiasi dari praktisi kebencanaan atas respons cepat dan kebijakan proaktifnya dalam upaya pengurangan risiko bencana di Kota Padang. IST

Patra bilang, sikap responsif Hendri Septa itu, kemudian menghantarkan kota Padang menjadi juara umum di helatan Jambore Pengurangan Risiko Bencana pada Juli 2019.

Ia merinci, selama menjabat sebagai pemimpin kota Padang, program Satuan Pendidikan Aman Bencana dan Kelurahan tangguh bencana terbentuk. Tercatat pada tahun 2019 ada 56 sekolah dan di 2024 ada tambahan 31 sekolah yang tergabung dalam program Satuan Pendidikan Aman Bencana.

Sementara untuk Kelurahan tangguh bencana terus bertambah dengan rincian, pada 2021 hanya 1 Kelurahan, 2022 bertambah 16 Kelurahan, 2023 ada tambahan 5 Kelurahan dan di 2024 tambah 3 Kelurahan sehingga total untuk Kelurahan tangguh bencana sampai hari ini ada 25 kelurahan.

Baca juga: Hari Ini, Enam Atlet Sambo Sumbar Siap Berlaga di PON Beladiri II Kudus

Tak hanya itu, menurut Patra, pada masa kepemimpinan Hendri Septa, Kelurahan Lolong Belanti dan Kelurahan Purus mendapat pengakuan atau recognisi dari IOC UNESCO sebagai Tsunami Ready Community (Masyarakat Siaga Tsunami).

"Ini, satu-satunya kota di Indonesia yang langsung 2 kelurahan yang mendapatkan pengakuan tersebut,"ujar Patra.

Selain itu, Hendri Septa juga menambah marka blue line tsunami di 25 ruas jalan, papan informasi tsunami dan rambu-rambu evakuasi tsunami serta pembentukan pengelola shelter tsunami.

Untuk mengatasi persoalan bannir, dalam catatan data kata Patra, Hendri Septa sudah .melakukan pengerukan di beberapa kanal yang mengalami pendangkalan.

Lalu, membangun drainase sesuai dengan apa yang dituangkan dalam RPJMD 2019-2024 yakni, drainase baru kota 15,5 kilometer, sudah dibangun sampai 2024 sepanjang 18.01 kilometer, target drainase lingkungan 10 kilometer, dibangun sampai 2024 tercapai 10.818 kilometer.

Hendri juga kata Patra, mengimbau Ketua RW dan Ketua RT untuk terus mengontrol pembangunan di lingkungan masing-masing agar tak ada drainase yang dibeton oleh pemilik rumah atau pelaku usaha.

"Padang Bagoro sebagai salah satu solusi karena banyak saluran drainase dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Memerintahkan Camat dan Lurah untuk cepat tanggap ketika terjadi genangan saat intensitas hujan deras dan, Pengerukan sedimen di Batang Arau serta goro massal untuk pembersihan Batang Arau, juga sudah dilakukan,"kata Patra lagi.

Halaman:

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: