Kepala BNPB: Waspadai Risiko Bencana di balik Keindahan Alam Maluku Utara
Belajar dari kasus banjir bandang yang melanda Kota Ternate pada tahun 2024 lalu, Kepala BNPB mengingatkan pemerintah daerah setempat terkait bagaimana kondisi wilayah terdampak setelah satu tahun pasca kejadian. Suharyanto berharap upaya perbaikan infrastruktur di hulu sungai penyebab banjir bandang dapat segera diselesaikan. Terlebih jika masyarakat menghendaki tetap tinggal di wilayah yang sama.
"Dalam penanganan bencana ini, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi ini juga penting, baik jangka menengah dan jangka panjang." tegas Suharyanto.
Disamping penanganan bencana banjir, pada kesempatan rakor ini, Kepala BNPB turut membahas terkait potensi risiko bencana yang disebabkan oleh gunungapi. Hal ini dikarenakan terdapat lima gunungapi aktif yang termasuk dalam wilayah administratif Maluku Utara yaitu Gunung Gamalama di Kota Ternate, Gunung Ibu dan Gunung Gamkonora di Halmahera Barat, Gunung Dukono di Halmahera Utara, dan Gunung Kie Besi di Halmahera Selatan.
Saat ini tiga gunungapi tersebut berada di tingkat aktivitas II dengan status waspada adalah Gunungapi Ibu, Gamalama, dan Dukono. Sedangkan Gunung Gamkonora dan Kie Besi berada di Level I dengan status normal.
"Saat ini Gunung Ibu fluktuatif sejak erupsi tahun lalu, kepada Bupati dan Kalaksa saya ingatkan jangan meremehkan tingkat aktivitas gunungapi. Kapan mereka akan erupsi kita tidak bisa mengetahui dengan pasti. Maka jika ada peringatan kenaikan tingkat aktivitas gunung kita harus siap siaga. Jangan menunggu ada korban baru bertindak!" tegas Kepala BNPB.
Usai rapat koordinasi, Kepala BNPB yang diwakili oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah bertolak ke Pulau Bacan di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) guna melakukan peninjauan lapangan. Perjalanan dilaksanakan selama empat jam dengan jalur laut dari Kota Ternate.
Jarwansyah didampingi Gubernur Maluku Utara dan Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba meninjau pos lapangan di Lapangan Merdeka, Labuha, Kota Bacan, Halmahera Selatan.
Di hadapan warga terdampak, Jarwansyah menyampaikan kehadirannya di Halsel untuk memastikan enam hal terkait penanganan bencana banjir di wilayah ini berjalan dengan baik. Pertama, kaji cepat kejadian bencana banjir. Data yang terangkum dari kaji cepat akan menentukan status kejadian bencana. Pada kejadian banjir ini, Bupati Halsel menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari terhitung sejak tanggal 22 Juni hingga 7 Juli 2025.
Kedua, aktivasi posko. Jarwansyah mengapresiasi posko yang telah terbangun dengan fasilitas yang layak. Kolaborasi antar lembaga memungkinkan dapur umum, layanan kesehatan, hingga gudang logistik tersedia dengan baik.
Ketiga, pencarian dan pertolongan. Keempat, pemenuhan kebutuhan dasar. Jarwansyah memastikan lima kebutuhan dasar terlayani dengan baik antara lain pangan, sandang, tempat tinggal, air bersih, dan kesehatan. menurutnya, lima kebutuhan dasar warga terdampak banjir Halsel telah tercukupi dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya dapur umum yang memasak hingga 7.000 bungkus per hari, dan pos pelayanan kesehatan oleh dinas kesehatan setempat.
Kelima, Jarwansyah memastikan perlindungan untuk kelompok rentan, baik ibu hamil, lansia, dan anak-anak terlayani dengan baik. Terakhir, perbaikan sarana dan prasarana vital terdampak banjir.
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- BNPB: Hujan dan Angin Kencang Terjang Tiga Kecamatan di Bogor, 95 Jiwa Terdampak
- BNPB: Karhutla dan Banjir Landa Sejumlah Daerah, Warga Diminta Waspada
- Sehari, 8 Bencana Signifikan: BNPB Ungkap Data Terkini
- BNPB Catat 7 Bencana di Pekan Ketiga Agustus, Didominasi Hidrometeorologi Basah
- BNPB Catat Kekeringan dan Angin Kencang Landa Sejumlah Wilayah di Tengah Anomali Cuaca





