Tawuran Pelajar Makan Korban Jiwa, FWP-SB Desak Pemberlakuan Jam Malam untuk Remaja
PADANG, binews.id -- Fenomena tawuran pelajar di Sumatera Barat kembali menjadi sorotan. Dalam beberapa pekan terakhir, bentrokan antarkelompok remaja telah merenggut dua nyawa. Kondisi ini menegaskan bahwa tawuran bukan lagi persoalan sepele, melainkan masalah serius yang menuntut perhatian serta tindakan tegas dari pemerintah daerah.
Ketua Forum Wartawan Parlemen Sumbar (FWP-SB), Novrianto, menilai maraknya tawuran sebagai ancaman nyata bagi ketertiban umum. Ia mendesak kepala daerah di semua tingkatan segera duduk bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) untuk mempertimbangkan pemberlakuan jam malam khusus bagi pelajar.
"Pengambil kebijakan harus berani. Jika ada pelanggaran, bukan hanya pelaku yang diberi sanksi, orang tuanya juga harus ikut bertanggung jawab agar pengawasan keluarga semakin ketat," tegas Novrianto yang akrab disapa Ucok, Sabtu (13/9/2025).
Menurutnya, kebijakan jam malam tidak bisa berjalan tanpa dukungan masyarakat. Organisasi adat, agama, dan sosial perlu dilibatkan, sementara aparat keamanan diminta menggerakkan warga menjaga lingkungannya. Hal itu, kata dia, penting agar tidak ada ruang bagi aktivitas remaja yang bisa memicu tawuran.
Selain aturan jam malam, ia menekankan pentingnya sanksi di tingkat sekolah. Siswa yang terlibat tawuran harus diberi hukuman tegas. "Jika seorang siswa melanggar, sekolah harus memberi sanksi. Jika ia sudah tidak bersekolah, maka sanksinya harus lebih keras, sebab tawuran bukan lagi kenakalan melainkan kejahatan," jelasnya.
Keresahan masyarakat, tambahnya, sudah pada titik yang memprihatinkan. Banyak pedagang kecil mengaku takut berjualan pada dini hari karena khawatir melintasi jalur rawan tawuran. "Tindakan tegas harus segera diambil tanpa keraguan karena dampaknya langsung dirasakan warga," ujar Ucok.
Ia juga menyinggung pihak-pihak yang menolak kebijakan keras dengan dalih hak asasi manusia (HAM). Menurutnya, mereka sering kali mengabaikan ketakutan masyarakat. "Ada lembaga yang mencari panggung dengan alasan HAM, padahal penderitaan warga akibat tawuran tidak pernah mereka pikirkan," ungkapnya.
Sebagian masyarakat bahkan menuntut langkah lebih ekstrem. "Ada warga yang meminta polisi menindak pelaku tawuran layaknya penjahat, bahkan tembak di tempat jika melawan, agar masyarakat merasa aman," ujarnya. Novrianto pun menutup pernyataannya dengan ajakan agar semua pihak mendukung pemberlakuan jam malam dan langkah aparat dalam menindak pelaku tawuran demi menghapus fenomena yang meresahkan tersebut. (bi/rel/mel)
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Wawako Maigus Nasir Lantik Pengurus LPM Kelurahan Surau Gadang Nanggalo
- Tim Nabuang Sarok PT Semen Padang Raih Penghargaan Tertinggi di Ajang Inovasi Internasional APQO 2025
- Dukung Raimuna Daerah VII Kwarda Sumbar 2025, PT Semen Padang Serahkan 100 Zak Semen ke Kwarcab Pramuka Padang
- Pemko Padang Tambah Armada Kebersihan Baru
- Kolaborasi CSR PT Semen Padang dan Bank Nagari Dorong Pengelolaan Sampah Berkelanjutan







