Dewan Ulama Thariqah Internasional dari Istanbul Turki Komentari Ritual IKN yang Dihadiri Gubernur S

Menurutnya memang, jika kita mau jujur, dalam kehidupan sehari hari, kita banyak memakai simbol, bahkan Ka'bah di Masjidil Haram sendiri menurut Syekh juga dapat diartikan sebagai sebuah simbol untuk persatuan umat, dan bukan merupakan tujuan sujud dan rukuk kita kepada Allah SWT.
"Rujuk dan sujud kita hanya bertujuan untuk menyembah Allah SWT yang keberadaaNya lebih dekat dengan urat lehermu. Jika Ka'bah dijadikan sebagai perwakilan penyembahan Tuhan, maka apa bedanya kita dengan umat terdahulu, yang jahiliyah, yang membuat patung berhala sebagai perwakilan wujud Tuhan di dunia?" katanya.
"Oleh karena itu, Saya tegaskan jika apa yang dilakukan para Gubernur, termasuk Buya Mahyeldi merupakan sekedar simbol saja, bukanlah hal yang menyimpang dari akidah islamiyah. Saya harap kita tidak lagi berpolemik dalam hal ini, dan Ketua MUI Sumbar juga jangan terlalu terburu buru dalam mengeluarkan pernyataan yang seharusnya mesti bertabayun dahulu dan dapat didudukan bersama."
Baca juga: Korban Meninggal Gempa Turki Capai 12.000 Orang
"Karena bagaimanapun, MUI merupakan lembaga yang sangat kita hargai dan telah menjadi tugas kita untuk menjaga marwahnya sebagaimana yang telah dilakukan oleh Buya Hamka dahulu," ujar Shekh Muhammad Ali Hanafiah mengakhiri. (*/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- UNP Gandeng DLH Sumbar Siapkan Mahasiswa KKN Jadi Agen Pengelolaan Sampah
- Padang Mulai Laksanakan Program Makan Bergizi Gratis Mulai 19 Mei 2025
- Anggota DPR RI Hj. Nevi Zuairina Gelar Halal Bihalal Bersama Jurnalis, Soroti Arus Mudik dan Dampaknya Terhadap UMKM
- Dari Indonesia ke Dunia: IMLF-3 dan Seruan Perdamaian Lewat Sastra
- KAI Divre II Sumbar Perkuat Budaya Aman dan Selamat Lewat Rapat Kerja Keselamatan 2025