Inflasi Jelang Idul Fitri Nomor Enam di Sumatera, Leonardy Apresiasi Kekompakan TPID Sumbar
Kepala Bulog Sumbar, Tommy Despalingga menyebutkan bahwa pihaknya selalu memberikan dukungan sesuai kemampuan dan kewenangan Bulog. Sebelum lebaran, katanya, Bulog fokus pada pemantauan harga beras dan tidak ada kenaikan signifikan. Stok aman hingga 3 bulan ke depan.
Adapun untuk minyak goreng, Bulog bergerak setelah ada penugasan. Bulog melakukan penjualan minyak goreng curah langsung ke masyarakat dengan harga Rp14.000.
Tommy juga memberitahukan Bulog kini juga bakal diberi penugasan untuk BLT Minyak goreng. Masyarakat yang berhak menerimanya nanti akan diberikan masing-masing 2 liter minyak goreng kemasan sederhana.
Baca juga: Leonardy Ajak Perkuat Nilai-Nilai Pancasila
Terkait minyak goreng Ridonald yang mewakili Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar memberitahukan tentang fokus mereka terhadap permasalahan minyak goreng. Pada bulan Ramadhan dan jelang Idul Fitri, stok sudah cukup. Namun harga masih bervariasi.
Dikatakan Ridonald, kebutuhan minyak goreng Sumbar sebanyak 70 persen dipasok oleh PT Incasi Raya. Sisanya dipasok oleh Wilmar, PT Musi Mas dan lainnya.
"Kami memantau alur distribusi dari produsen ke distributor. Hingga distributor tingkat kedua tidak masalah. Namun distributor tingkat selanjutnya dan pedagang terjadi sedikit kendala. Meski pedagang diberikan spanduk/stiker yang berisikan harga minyak goreng curah sesuai Permendag Nomor 11 Tahun 2022 adalah sebesar Rp14.500 per liter atau Rp15.500 per kilogram, ada juga pedagang yang menjual antara Rp16.000 hingga Rp18.000," ungkapnya.
Aplikasi SIMIRAH (sistem informasi minyak curah) yang dibuat untuk memantau kebutuhan minyak goreng, ternyata masih banyak pedagang yang kesulitan mengaksesnya.
Ridonal meminta dukungan DPD RI untuk menyikapi adanya dana subsidi transportasi untuk daerah kepulauan. Sewaktu dia pertemuan dengan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, didapat informasi, subsidi diberikan ke daerah timur. Untuk Mentawai katanya ditampung dulu. "Kalau ini bisa didapat, maka terbantu distribusi bahan pokok untuk ke Mentawai," ujarnya.
Kepala Dinas Pangan Sumatera Barat, Ir. Efendi menyebutkan tingkat inflasi Sumbar yang hampir empat persen cukup berat. Namun dia optimis dengan koordinasi yang telah terbina sejak 2016, pengendalian inflasi bisa dilakukan. Apalagi Sumbar telah beberapa kali menjadi yang terbaik dalam pengendalian inflasi.
Dikatakannya tidak ada kenaikan harga yang luar biasa. "Agam yang pernah kekurangan pasokan minyak goreng, langsung kami pasok," ungkapnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- BI Sumbar Siapkan Rp2,64 Triliun Uang Tunai Hadapi Lonjakan Transaksi Nataru
- Waspada Penipuan Nataru 2026, Bank Nagari Imbau Nasabah Tingkatkan Keamanan Digital
- Ayoo Buruan Dipesan, Tiket KA Masa Angkutan Nataru 2025 Masih Tersedia
- Gubernur Mahyeldi: Wakaf Punya Potensi Besar Menjawab Persoalan Umat
- Semen Padang Pastikan Pasokan Aman dan Siap Dukung Pemulihan Pasca Bencana di Sumbar










