GANDENG UIN SUNAN KALIJAGA

KPI Pusat Gelar Diseminasi Indeks Siaran Televisi di Yogyakarta

Senin, 23 Mei 2022, 11:45 WIB | Ragam | Nasional
KPI Pusat Gelar Diseminasi Indeks Siaran Televisi di Yogyakarta
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid saat menjadi keynote speaker di acara Diseminasi Indeks Siaran Televisi yang dilaksanakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga yang membahas "Potret Siaran Religi di Indonesia" Minggu (22/5), bertempat di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. IST
IKLAN GUBERNUR

YOGYAKARTA, binews.id -- Di samping mencerdaskan dan memajukan kesejahteraan bangsa, lembaga penyiaran haruslah dapat membentuk karakter dan budaya bangsa melalui konten-konten siaran yang edukatif. Dan agar hal itu dapat terlaksana dengan baik, diperlukan kontrol dari civil society, khususnya perguruan tinggi, dalam rangka mengingatkan dan memberikan masukan terhadap siaran-siaran yang dinilai bisa merusak kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid saat menjadi keynote speaker di acara Diseminasi Indeks Siaran Televisi yang dilaksanakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga yang membahas "Potret Siaran Religi di Indonesia" Minggu (22/5), bertempat di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Adapun diseminasi ini mengawali rangkaian acara Konferensi Penyiaran Indonesia tahun 2022 yang diselenggarakan dari tanggal 22-24 Mei 2022 di Yogyakarta, dengan tema besar "Mewujudkan Media Komunikasi dan Penyiaran yang Berbasis Etika, Moral dan Kemanusiaan Menuju Peradaban Baru."

Mengenai siaran religi, menurut Meutya tidak bisa hanya sekedar penekanan kepada regulasi semata. Masyarakat harus diberikan informasi dan pemahaman yang komprehensif sebagai penyeimbang dari siaran-siaran religi yang bisa merusak tatanan yang ada.

Baca juga: Atlet Binaan Semen Padang Fukratuz Zakiah Lolos PON XXI

"Akibat derasnya digitalitasi di dunia penyiaran, maka perlu ada penyeimbang siaran religi yang berkualitas dari lembaga penyiaran mainstream terhadap banyaknya siaran-siaran religi yang diproduksi oleh pribadi-pribadi yang saat ini sulit untuk dikontrol," ujarnya.

Meutya Hafid yang pernah 10 tahun menjadi wartawan di Metro TV ini mengapresiasi KPI melakukan survei indeks siaran berkualitas dengan melibatkan 12 PTN di Indonesia, dan terus memberikan literasi-literasi kepada masyarakat tentang siaran televisi yang berkualitas tadi.

Senada dengan Meutya, khususnya dalam siaran religi, Ketua Masyarakat Peduli Penyiaran (Mapepa), Isa Kurniawan yang ikut menjadi narasumber dalam acara tersebut, mengapresiasi KPI yang berhasil melakukan pembinaan terhadap lembaga penyiaran, sehingga hampir tidak ditemukan masalah siaran religi yang terlalu menghebohkan masyarakat.

"Ada sih masalah. Tapi ini lebih kepada terpelesetnya penceramah dalam penyampaiannya. Misalnya yang menyerempet masalah seksualitas tempo hari di salah satu stasiun tivi nasional," ujar Isa.

Baca juga: Sumbar-DIY Tonggak Penting Pertahankan Kedaulatan RI

Tetapi yang lebih penting, sebut Isa lagi, bagaimana lembaga penyiaran menyiapkan SDM yang mumpuni pemahaman keagamaannya. Harus selektif, sehingganya konten dan sosok penceramah yang akan ditampilkan tidak menimbulkan riak.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: