Payakumbuh Menjadi Benteng Millennial dalam Perang Melawan Hoaks: Mengungkap Keterbukaan Informasi dan Membangun Kepercayaan Publik

PAYAKUMBUH, binews.id -- Pada Bimtek Pegiat Media Sosial yang berfokus pada Keterbukaan Informasi Publik di Kota Payakumbuh, Ketua DPRD Sumbar, Supardi, mengungkapkan bahwa hoaks dan disinformasi telah menyebar secara masif di era kemajuan teknologi informasi dan penggunaan media sosial. Dalam pernyataannya, Supardi menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh hoaks tersebut, termasuk kebencian terhadap pemerintah dan rasa apatis terhadap lingkungan, politik, dan budaya.
Dalam upaya untuk mengatasi hal ini, Supardi menekankan pentingnya menanamkan virus anti-hoaks kepada kaum millennial yang aktif di media sosial. Menurutnya, jika potensi yang dimiliki oleh generasi millennial tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan membawa kecemasan bagi kota yang mereka cintai.
"Harus ada upaya mengikis habis hoaks ini, mesti diwabahi virus anti hoaks ini kepada millenial Pegiat Media Sosial. Kalau potensi millenial tidak dikemas maka potensi ini akan mendatangkan kecemasan bagi kota yang kita cintai ini," ujar Supardi.
Namun, Kota Payakumbuh juga memiliki sisi positif yang luar biasa. Menurut Ketua Komisi Informasi Sumbar, Nofal Wiska, para millennial pegiat media sosial di Payakumbuh memberikan kontribusi positif dalam melawan hoaks. Ia berharap agar pegiat media sosial tersebut dapat menyebarkan informasi yang benar, akurat, dan terpercaya, sehingga dapat menjadi pionir dalam membasmi hoaks.
Baca juga: JPS Ngopi TOP Bersama Ridwan Tulus, Diskusi Peluang Pariwisata Sumbar
"Payakumbuh itu adalah kata-kata, geliat pegiat media sosialnya sangat beragam, tentu kita berharap pegiat media sosial menyampaikan informasi benar akurat dan terpercaya. Millenial Pegiat Medsos Payakumbuh mesti jadi pioner menyikat hoaks," ujar Nofal Wiska.
Afnizon, seorang pemerhati media sosial dan Staf Ahli Direksi Bank Nagari, juga mengungkapkan pentingnya menyaring informasi sebelum membagikannya. "Jika berita yang disampaikan oleh pegiat media sosial tidak benar dan tidak terkonfirmasi, hal tersebut dapat berdampak negatif tidak hanya pada Bank Nagari sebagai lembaga keuangan, tetapi juga pada ekonomi Sumbar secara keseluruhan," ujarnya.
Selain itu, Ketua DPRD Sumbar, Supardi, mengungkapkan bahwa anak muda di Payakumbuh memiliki persentase tertinggi dalam menggunakan media sosial di Sumbar. Supardi menggarisbawahi pentingnya merawat dan meningkatkan potensi anak muda ini, agar potensi tersebut tidak terbuang sia-sia atau tercampur dengan hal-hal negatif yang dapat merusak citra baik kota Payakumbuh.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas kaum millennial dalam berkontribusi dalam memerangi hoaks yang semakin meluas, Supardi bersama Komisi Informasi Sumbar menghadirkan narasumber seperti Wartawan Senior Yose Hendra dari Langgam Institute dan H Arif Yumardi, Wakil Ketua KI Sumbar.
Dalam akhir pernyataannya, Supardi mengajak para millennial pegiat media sosial untuk menjadi agen perubahan yang mampu meluruskan hoaks dan secara aktif berperan dalam memerangi hoaks tersebut. Ia menegaskan pentingnya niat yang tulus dalam menyebarkan informasi yang terbuka, akurat, dan dapat dipercaya. (bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- KPID Sumbar Gelar Literasi Media di Payakumbuh: Wujudkan Penyiaran yang Sehat
- Ajak Pemangku Kebudayaan Payakumbuh, Ketua DPRD Supardi: Jadikan Budaya sebagai Aset Masa Depan
- Buka Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan, Ketua DPRD Sumbar Supardi: Berikan Kontribusi untuk Menjawab Persoalan Sosial
- Tokoh Payakumbuh Minta Supardi Maju Wali Kota Via Jalur Independen
- Ketua DPRD Sumbar Supardi Sambangi Masjid Al-Husna: Bakal Bantu Pengembangan UMKM