Merajut Kekuatan Nagari Melalui Sumatera Barat Creative Economy Festival
PADANG, binews.id -- Sumatera Barat Creative Economy Festival (SCF) 2025 resmi ditutup oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta bersama Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah pada Minggu (14/9). Perhelatan yang berlangsung sejak 12 September 2025 di Padang ini merupakan kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sumbar dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan yang telah memasuki tahun ketiga ini disambut antusias oleh masyarakat dan dihadiri berbagai pihak mulai dari pimpinan perbankan, pelaku UMKM, komunitas, Dekranasda Provinsi hingga masyarakat umum.
SCF 2025 mengusung semangat memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Sumatera Barat dengan tujuan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Gelaran ini sejalan dengan framework DAUN (Dari Nagari Untuk Negeri) yang diinisiasi oleh KPwBI Sumbar, sebagai wujud komitmen pemberdayaan UMKM nagari. Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi, serta menampilkan 58 UMKM dan top brand yang terbagi dalam 51 booth. Tiga kategori utama yang dihadirkan yaitu *Sumbar Fashion & Ethnic*, Sumbar Recycle & Green Creative, serta Sumbar Palanta Food & Coffee.
Antusiasme masyarakat tercermin dari jumlah pengunjung yang mencapai 1.456 orang selama tiga hari pelaksanaan. Tidak hanya ramai, SCF juga mencatatkan transaksi yang menggembirakan dengan nilai mencapai Rp1,9 miliar hingga hari penutupan. Dalam sambutannya, Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menegaskan bahwa SCF 2025 merupakan program strategis daerah untuk memperkuat sinergi, menggali potensi, serta menghadirkan terobosan baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempercepat akselerasi ekonomi keuangan digital.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, turut mengapresiasi perhelatan ini. Menurutnya, SCF 2025 menjadi bukti nyata dukungan KPwBI Sumbar dalam memajukan UMKM lokal sekaligus meningkatkan literasi serta akseptasi masyarakat terhadap pembayaran digital. Ia menekankan pentingnya sinergi pemerintah, lembaga keuangan, komunitas, dan UMKM agar pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat dapat berlangsung secara inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Kepala Perwakilan BI Sumbar, Mohamad Abdul Majid Ikram, juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam SCF 2025. Ia menegaskan bahwa UMKM nagari merupakan motor penggerak ekonomi daerah dengan produk khas berbasis kearifan lokal. Produk tersebut, katanya, tidak hanya menjaga identitas budaya Minangkabau, tetapi juga mampu meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan menembus pasar nasional hingga internasional.
Selain bazar produk kreatif, SCF 2025 menghadirkan berbagai kegiatan menarik. Salah satunya adalah edukasi produk dan pengenalan fitur baru pembayaran digital melalui QRIS Tap. Di sisi lain, diselenggarakan pula business matching untuk produk unggulan Sumbar seperti cokelat, rendang, ikan teri, bumbu instan, kerupuk, dan keripik. Hingga Juli 2025, transaksi QRIS di Sumatera Barat telah mencatat lebih dari 31,8 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp3,8 triliun. Dari business matching tersebut, tercatat pula komitmen transaksi potensial ekspor senilai USD 86.493 atau setara Rp1,41 miliar.
Kegiatan ini juga menjadi panggung penghargaan bagi UMKM terbaik. KPwBI Sumbar memberikan dua kategori penghargaan yaitu Top Sales Performance yang diraih oleh UMKM Eky Kreasi asal Solok Selatan, serta Most Engaging Booth yang dimenangkan oleh UMKM Komak Toroiji dari Kabupaten Kepulauan Mentawai. Penghargaan ini diharapkan menjadi motivasi bagi pelaku usaha lokal untuk terus berinovasi dan meningkatkan daya saing.
Dengan capaian positif ini, SCF 2025 membuktikan bahwa ekonomi kreatif Sumatera Barat memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia, UMKM, komunitas, serta masyarakat diharapkan dapat semakin memperkuat ekosistem kreatif daerah. Lebih dari sekadar festival, SCF menjadi wujud nyata merajut kekuatan nagari untuk menggerakkan ekonomi, memperluas pasar, serta menjaga identitas budaya Minangkabau di tingkat nasional maupun global. (bi/rel/mel)
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Sumbar Catat Deflasi 0,24% pada November 2025, Harga Cabai Merah Turun Tajam
- Pemprov Sumbar Gelar Gerakan Pangan Murah untuk Stabilkan Harga Pasca Bencana
- Inflasi Tinggi dan Kredit Melambat, BI Sumbar Soroti Ketahanan Ekonomi Daerah
- Dampak Luapan Banjir, KAI Divre II Sumbar Sementara Lakukan Pengalihan Lintas Perjalanan Kereta Api
- Hadapi Lonjakan Mobilitas Akhir Tahun, KAI Divre II Sumbar dan KAPM Tingkatkan Kesadaran Keselamatan di Perlintasan Sebidang








