Gubernur Sumbar Mahyeldi Buka Pameran Etnofotografi Karya Seniman dan Budayawan Edy Utama
Ia berharap ke depan, Dinas Kebudayaan bisa mendorong strategi kebudayaan yang memperhatikan dua hal penting: menjaga hulu sebagai bentuk ketahanan budaya dan mengelola muara sebagai bentuk diplomasi budaya.
Ketua panitia, Muhammad Taufik, turut menyampaikan apresiasinya kepada Edy Utama yang dinilainya berhasil memotret "Islam yang hidup" di Minangkabau.
"Awalnya saya berpikir judulnya sebaiknya 'Islam Minangkabau', bukan 'Islam di Minangkabau'. Tapi setelah melihat hasilnya, saya paham Bung Edy tidak hanya menampilkan foto, tapi menghadirkan perjalanan spiritual yang hidup," ujar Taufik.
Ia menjelaskan bahwa pameran ini menggambarkan bagaimana Islam dan budaya Minangkabau berdialog, saling menghidupi, bukan saling meniadakan. "Nilai-nilai Islam dan adat tidak saling membunuh, tetapi saling memperkaya. hukum adat di Minangkabau itu untuk menghidupkan, bukan mematikan," jelasnya.
Menurutnya, karya Edy Utama adalah bentuk living Islam—Islam yang tumbuh dan berinteraksi dengan masyarakat. "Beliau tidak berdakwah lewat mimbar, tapi lewat karya. Datang ke nagari-nagari, merekam kehidupan, dan menunjukkan bahwa Islam masih hidup di Ranah Minang," tambahnya.
Ia menutup sambutannya dengan harapan agar pameran ini mampu menginspirasi generasi muda untuk menjaga nilai-nilai luhur Minangkabau. "Mudah-mudahan apa yang dilakukan Bung Edy menjadi dakwah yang membawa kebaikan dan membuka jalan spiritual bagi kita semua." tutupnya. (bi/adpsb/cen)
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Sentuhan Kasih di Hari Ibu, KAI Divre II Sumbar Berbagi Apresiasi untuk Penumpang Perempuan
- Mr Bobon Santoso Masak Besar Bagi Korban Banjir di Padang, Siapkan 10.000 Porsi Sehari
- Gebyar Jambore PKK Sawahlunto: Penguatan Kapasitas Kader untuk Pemberdayaan Keluarga
- Rapat Paripurna Istimewa Jadi Puncak Peringatan HJK Padang ke-356
- Bawa Misi Silaturahmi dan Survei Pasar, SPMC Touring ke Kuansing Saksikan Festival Pacu Jalur










