Pameran Karya Instalasi Seni Rupa dengan Teather 'Mencabik Pekik Sunyi' hadir di Taman Budaya

Minggu, 06 Desember 2020, 09:35 WIB | Hiburan | Kota Padang
Pameran Karya Instalasi Seni Rupa dengan Teather 'Mencabik Pekik Sunyi' hadir di Taman...
Sutradara Pertunjukan Teather "Mencabik Pekik Sunyi" Mahatma Muhammad bersama Perupa Instalasi dan Penata Panggung, Khairul Mahmud dan Pemerhati Ekonomi Kreatif Sumbar, Yulviadi.
IKLAN GUBERNUR

"Melalui kreasi lintas komunal ini, kita hadirkan pertunjukan teather melibatkan kawan-kawan seni rupa instalasi. Mereka kita ajak terlibat, karena lebih cenderung dekat dengan pertunjukan panggung untuk setting property," terangnya.

Mahatma mengatakan, karya dari bahan limbah dan sampah laut tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pertunjukan teather. Tetapi juga bisa dikolaborasikan dengan pameran. Sehingga, pertunjukan teather "Mencabik Pekik Sunyi" akhirnya melebur menjadi tema besar.

Mencabik Pekik Sunyi terdiri dari dua naskah, yakni Mencabik dan Pekik Sunyi. Naskah ini dikonstruksi ulang untuk jadi struktur pertunjukan naskah baru. Pertunjukan teather ini mengandung pesan kepada masyarakat, agar memiliki kepekaan kepada siklus berulang. Mulai dari kehidupan privasi dalam keluarga, hingga siklus peristiwa dan kejadian global yang terjadi hingga saat ini. Seperti isu tentang ekologi lingkungan saat ini.

"Perlintasan peristiwa yang fenomenal yang berulang direlevankan dengan kondisi hari ini. Ruang ruang informasi peristiwa global, membuat kita tidak sensitif dengan ruang paling dekat dengan kita, yakni keluarga,"

Pemerhati Ekonomi Kreatif Sumbar, Yulviadi mendukung kegiatan pertunjukan teather yang dikolaborasikan dengan pameran instalasi seni rupa berbahan limbah laut. Menurutnya, kreatifitas seni rupa dan pertunjukan teather ini, seharusnya sudah ada nilai ekonomi yang muncul.

"Mestinya, dengan biaya produksi yang luar biasa terhadap kreatifitas ini, tidak seharusnya hanya bisa dinikmati oleh komunitas sendiri. Harusnya karya seni ini dikonsumsi secara umum. Sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Ini yang seharusnya menjadi perhatian ke depan," ujarnya. (Rel/DW)

Halaman:
1 2
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: