Dokter Rehab Medik SPH Sebut Covid-19 Berisiko Sebabkan Gangguan Fungsi Tubuh Hingga Kematian
PADANG, binews.id - Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan virus yang telah masuk ke Indonesia sejak awal 2019 lalu. Penyakit tersebut bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Semen Padang Hospital (SPH) dr. Adek, Sp. KFR mengungkapkan bahwa pasien Covid -19 yang menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu bisa beresiko mengalami berbagai gangguan fungsi.
Hal ini dalam bidang medis disebut "Deconditioning Syndrome", yaitu sekumpulan gejala yang menurunkan kapasitas fungsional akibat imobilisasi/lama berbaring di tempat tidur.
"Gejala yang ditemukan di antaranya gangguan dalam bersihan jalan nafas, penurunan masa atau ukuran otot, osteoporosis, kemampuan pompa jantung yang menurun, luka pada bagian-bagian kulit yang mengalami penekanan dan ada banyak fungsi lain yang ikut terganggu," ujar dokter yang akrab disapa Dokter Adek ini.
Baca juga: Dirikan Posko di Pauh, PT Semen Padang Kerahkan Tiga Alat Berat
Ia menjelaskan, untuk menghindari terjadinya gangguan fungsi tubuh tersebut, dibutuhkan program rehabilitasi medik. Peran rehabilitasi medik disini adalah mencegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring lama tersebut, serta meningkatkan kapasitas fungsional atau kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas sesuai dengan potensi yang masih dimiliki oleh pasien.
Dokter Adek mengungkapkan, untuk kasus pasien yang mendapat perawatan di ICU dan harus menggunakan ventilator, program rehabilitasi dapat berupa posisioning. Posisioning bertujuan memperbaiki oksigenasi ke jaringan. Selain itu posisioning juga bertujuan mencegah terjadinya luka pada kulit yang mengalami penekanan saat berbaring lama. Untuk membantu bersihan jalan nafas juga dibutuhkan chest physical therapy (terapi fisik dada). Disamping itu latihan lingkup gerak sendi aktif/ pasif juga perlu guna mencegah kekakuan sendi, dan mencegah penurunan masa otot.
"Mobilisasi dan latihan aktif lainnya juga bisa dilakukan jika kondisi hemodinamik pasien sudah stabil. Hal itu tentunya dapat membantu pasien agar tetap bugar dan menghindari timbulnya penyakit lainnya," katanya.
Di sisi lain, bagi pasien yang stabil dengan gejala yang ringan, program rehabilitasi yakni dengan memberikan edukasi pada pasien untuk latihan mandiri dan aktif, seperti melakukan latihan pernafasan, latihan pengembangan rongga dada, latihan batuk efektif, latihan endurance/ ketahanan otot dan kardiorespirasi.
Baca juga: UNP Tunjukkan Praktik Baik Pengelolaan Aset dan Infrastruktur Pendidikan
Seluruh latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional pasien, sehingga pasien kembali dapat berfungsi seperti kondisinya sebelum sakit dan kembali berpartisipasi dalam kehidupan di keluarga dan masyarakat.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kisah Balita HNR Melawan Spina Bifida, UPZ BAZNAS Semen Padang Menanti Langkah Pertamanya
- Ketua DPRD Padang Usulkan Wajib Surat Bebas HIV untuk Calon Pengantin Demi Cegah Penularan AIDS
- Buka Senam Sehat World Diabetes Day Mahyeldi Ajak Warga Ubah Pola Hidup
- RSUD dr. Rasidin Padang Hadirkan Sejumlah Inovasi Pelayanan untuk Tingkatkan Kenyamanan Pasien dan PAD
- Wakil Ketua DPRD Padang Minta Pemko Berbenah Usai Ombudsman Temukan Maladministrasi di RSUD dr. Rasidin








