Kepala Ruangan Hemodialisa SPH Sebut Pasien Cuci Darah Tak Dianjurkan Berpuasa saat Ramadan, Namun..

Jumat, 30 April 2021, 17:03 WIB | Ragam | Kota Padang
Kepala Ruangan Hemodialisa SPH Sebut Pasien Cuci Darah Tak Dianjurkan Berpuasa saat...
Kepala Ruangan Hemodialisa Semen Padang Hospital, Ns. Y Doni Permana, S. Kep.

"Biasanya kondisi tersebut terjadi karena tubuh pasien berada dalam keadaan hipotensi(tensi di bawah batas normal) atau hipoglikemia (gula di bawah batas normal) atau tubuh kekurangan elektrolit. Jangan menyebabkan resiko yang berbahaya dengan memaksakan tubuh untuk melanjutkan puasa jika gejala di atas dirasakan," katanya.

Meski tidak begitu dianjurkan untuk melakukan puasa bagi pasien cuci darah, Doni menjelaskan bahwa puasa memiliki dampak positif bagi pasien yang mampu untuk melakukannya. Dengan berpuasa, pasien cuci darah secara tidak langsung dapat mengontrol diet cairan yang masuk dalam tubuh. Bahkan banyak pasien yang mengakui, karena puasa ia bisa mengontrol minumnya sehingga cairan tidak banyak menumpuk di dalam tubuhnya.

"Kita tahu bahwa pasien cuci darah itu harus diet cairan yang ekstrim karena kondisi ginjalnya yang tidak lagi berfungsi secara optimal untuk mengeluarkan sisa cairan dari tubuh. Jadi jika berpuasa, pasien lebih dapat mengontrol asupan cairan ke tubuh agar tidak terjadi penumpukan cairan dalam tubuh pasien yang berlebih," jelasnya. Namun ia menekankan, sebelum berpuasa pasien cuci darah tetap diminta untuk berkonsultasi dulu dengan dokter.

Baca juga: Nevi Zuairina Lepas Rombongan Pemudik Program Pulang Kampung Diantar PKS

Doni juga menjelaskan, jika pun bisa berpuasa setelah mendapat izin dari dokter, tapi pasien tidak dapat berpuasa jika saat itu memiliki jadwal cuci darah. Karena menurutnya, saat cuci darah, tubuh membutuhkan kondisi yang fit dan kuat dan stabil, sementara hemodinamik pasien sangat cepat berubah-ubah saat melakukan hemodialisis. Selain itu, akan banyak ditemukan komplikasi lainnya saat dialisis.

Dari segi agama pun, lanjutnya, cuci darah sudah termasuk membatalkan puasa, karena saat itu pasien disuntik hormon, vitamin dan dalam tubuhnya juga memasukan larutan NaCl. NaCl merupakan cairan untuk penyeimbang elektrolit, fungsinya untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan menjaga tubuh agar terhidrasi dengan baik.

Disisi lain, ia juga memperingatkan tentang cara menjaga kesehatan ginjal selama Ramadan bagi orang-orang yang belum mengalami penyakit ginjal. Ia berpesan, secara umum tidak ada perbedaan menjaga kesehatan ginjal selama bulan Ramadan ataupun tidak Ramadan dari segi diet makanan, hanya saja pola kebiasaan saat berbuka puasa biasanya membuat orang yang sudah menahan haus seharian bepuasa, ada sebagian orang yang terbiasa berbuka dengan minuman yang dicampur es, padahal ini sangat tidak direkomendasikan.

"Usahakan untuk minum dengan air putih hangat atau air putih biasa (room temp) terlebih dahulu saat berbuka puasa. Kalau langsung dengan minuman dingin yang dicampur es, organ dalam tubuh akan 'terkejut' dan berdampak buruk pada kesehatan," katanya.

Selain itu, di masa saat sekarang ini, banyak ditemui masakan/minuman instan yang mengandung pengawet, pewarna buatan dan bahan kimia lainnya yang dapat membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaringnya keluar tubuh. Maka ia menyarankan sebaiknya untuk menghindari atau setidaknya mengurangi konsumsi makanan instan dan selalu makan makanan dengan olahan alami.

"Jauhi juga makanan yang memicu Hipertensi dan Diabetes, karena penyakit ginjal 70 persen disebabkan dari komplikasi penyakit tersebut.

Tetap jaga kesehatan dengan membiasakan minum air mineral saat bangun tidur, berolahraga teratur, serta konsultasi kesehatan secara rutin. Ingat!, investasi terbesar di masa depan adalah mempunyai tubuh yang sehat," tuturnya. (*/mel)

Halaman:
1 2

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: