Pertumbuhan Ekonomi Turun Akibat Pandemi, OJK Lakukan Berbagai Upaya Pemulihan

PADANG, binews.id - Akibat dari Pandemi Covid-19, pertumbuhan perekonomian Sumbar menurun 4,92 persen. Hal ini disampaikan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat (Sumbar), Misran Pasaribu dalam Media Luncheon, dengan tema "Peran Sektor Jasa Keuangan Membantu Percepatan Pemulihan Ekonomi", Kamis (27/5/21) di Padang.
Misran mengatakan, saat ini penguatan ekonomi Sumbar bersumber dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta perdagangan khususnya penjualan kendaraan roda empat dan roda dua.
"Untuk pertanian kontribusinya sebesar 21,69 persen, penjualan mobil dan motor 15,72 persen, serta bidang transportasi sebesar 10,41 persen," ujarnya.
Lebih lanjut, Misran menjelaskan, pada saat ini kinerja perbankan yang ada di Sumbar terus membaik dengan Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,13 persen.
Baca juga: Pemerintah Terbitkan SKB 4 Menteri Panduan Pembelajaran di Masa Pandemi
"Saat ini intensitas masyarakat menabung cukup tinggi di Sumbar dengan kenaikan 11 persen. Hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan menabung masyarakat cukup tinggi yang didasarkan pada persiapan saat pandemi," ujarnya lagi.
Misran juga mengatakan, restrukturisasi Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah memberikan kemudahan bagi perbankan dalam hal penanganan terhadap debitur yang terimbas akan Covid-19.
"Pemerintah melakukan restrukturisasi kepada nasabah dalam hal pembayaran kredit di perbankan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam hal pembayaran, serta memudahkan pihak perbankan dalam penanganan kredit macet," katanya.
Relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit oleh OJK yang diperkuat dengan kebijakan pemerintah di sisi fiskal yang countercyclical melalui pemberian subsidi bunga dan penempatan dana pemerintah di bank umum serta ditopang oleh kebijakan moneter Bank Indonesia yang akomodatif melalui penurunan suku bunga acuan dan quantitative easing, terbukti telah membantu lembaga jasa keuangan dan pelaku usaha untuk tetap dapat melanjutkan kegiatan usahanya di tengah pandemi.
Baca juga: HUT PII Wati, Nevi Zuairina Bicara Adaptasi dan Dinamisasi Gerakan Pelajar Putri di Tengah Pandemi
Terciptanya stabilitas sektor keuangan sebagai hasil nyata serangkaian kebijakan stimulus yang dikeluarkan secara koordinatif baik oleh pemerintah dari sisi fiskal, OJK dari sisi sektor keuangan maupun Bank Indonesia dari sisi moneter, yang kesemuanya bersifat pre-emptive dan extraordinary.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kota Padang Perkuat Ekonomi Kreatif Lewat Bimtek Branding Digitalisasi
- Permudah Akses Perbankan untuk UMKM, Pemko Padang Bersinergi dengan CIMB Niaga
- Evaluasi untuk Adinata Syariah 2025, Gubernur Mahyeldi Targetkan Sumbar Kembali Raih Juara Umum
- OJK: Likuiditas Perbankan 2025 Masih Ketat, Sektor Pertanian Perlu Digenjot
- Wakil Ketua DPRD Sumbar Iqra Chissa Inisiasi Pemprov dan Pertamaina Terkait Stabilisasi Stok BBM