Sumbar Memiliki Peran Penting Dalam Sejarah Jalur Rempah di Nusantara

Mahyeldi berharap pandemi ini segera berakhir dan semua rangkaian kegiatan terkait sosialisasi jalur rempah bisa laksanakan, agar dunia internasional dapat menerima konsep jalur rempah sebagai salah satu historis penting dunia.
Selain itu, Gubernur Mahyeldi mengatakan, Jalur Rempah telah menciptakan simpul - simpul ke-Indonesian antar wilayah di Nusantara dan menempatkan Indonesia sebagai wilayah strategis dalam perdagangan dunia. Seperti rempah-rempah dari Maluku yang diperdagangkan di Jawa dan Sumatera, membuat Kerajaan Sriwijaya hingga Banten menjadi pusat perdagangan.
Pundi-pundi kekayaan dari rempah inilah yang membuat bangsa Eropa, termasuk Portugal, Spanyol dan Belanda masuk ke Nusantara dan memulai era kolonialisasi.
Baca juga: Kabar Gembira! Pemutihan Pajak Kendaraan di Sumbar Diperpanjang Hingga 30 Desember 2025
"Makanya saya mendukung penuh kegiatan seminar ini, untuk memberikan sosialisasi dengan cukup intensif kepada generasi muda mengejar pengakuan internasional terhadap sejarah yang harum dalam pentas perjuangan bangsa," terangnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Dr. Restu Gunawan, M. Hum menyampaikan, Jalur Rempah pernah mengharumkan Nusantara dan menjadi pemain penting serta pemasok utama dalam perdagangan dunia.
"Sumbar memiliki daerah yang kaya dengan rempah-rempah, sehingga menjadi komoditas utama yang mampu mempengaruhi kondisi politik, ekonomi, maupun sosial budaya dalam skala global," ucap Restu.
Ketersambungan budaya dalam lintas daerah di Indonesia, lanjut Restu, menjadi suatu esensi dari program Muhibah Budaya Jalur Rempat atas keberagaman pendukung budaya. Keberagaman budaya ini dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah untuk mengembangkan dan memperkuat ketahanan budaya dan diplomasi budaya, memaksimalkan pemanfaatan cagar budaya dan warisan budaya takbenda.
"Jalur Rempah terbentuk dari lalu lintas yang padat dari Asia Timur, Timur Tengah, Eropa, dan sebaliknya. Jalur globalisasi Nusantara ini menjelma sebagai ruang silaturahmi antarmanusia lintas bangsa sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya. Melampaui konteks ruang dan waktu, dipertemukan oleh laut, samudera, dan sungai," ujar Restu.
Pihaknya terus mendorong program prioritas Jalur Rempah tersebut sebagai upaya pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan.
"Saat ini Indonesia mengusulkan Jalur Rempah sebagai Jalur Budaya Warisan Dunia. Apalagi, UNESCO saat ini hanya mengakui Jalur Sutera dan Qhapaq Nan sebagai warisan dunia," harapnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Pada Rakor Perekonomian Gubernur Mahyeldi : Perlu Sinergi dan Sinkronisasi dalam Pelaksanaan Pembangunan Sumbar
- Pemkab Solok Raih Penghargaan TPKAD Terbaik II pada Bulan Inklusi Keuangan Sumbar 2025
- OJK Sumatera Barat Gelar Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025: Dorong Akses Keuangan untuk Seluruh Masyarakat
- UPZ BAZNAS Semen Padang Dorong Kemandirian Ekonomi Warga Lewat Program Peternakan Etawa di Kampung Padayo
- DPRD Padang Bahas Dampak Pemotongan Anggaran Pusat, Fokus Kejar PAD