Pemda Kawasan Aglomerasi Diingatkan Optimalkan Koordinasi Untuk Tekan Kenaikan Kasus

JAKARTA, binews.id - Potensi importasi kasus lintas daerah dalam satu kawasan aglomerasi perlu disikapi kekompakan antar Pemerintah Daerah terkait. Seperti kawasan aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Mengingat besarnya importasi kasus lintas daerah dalam satu kawasan aglomerasi akibat mobilitas yang tinggi.
"Untuk itu dimohon Gubernur, Walikota maupun bupati, khususnya pada provinsi yang sedang mengalami kenaikan kasus untuk terus memantau kondisi kasus dan mengoptimalisasi koordinasi dalam pengendalian COVID-19," Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (30/2/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Sebagai contoh, saat ini ibukota DKI Jakarta berada dalam PPKM level 2 sehingga pengendalian COVID-19 akan menyesuaikan kondisi kasus yang direpresantisikan dari ketetapan level tersebut. Kondisi di ibukota sangat mempengaruhi sejumlah daerah lain yang masuk aglomerasi yakni yang masuk kawasan Jabodetabek.
"Maka perlu adanya kekompakan antar Pemerintah Daerah untuk mengupayakan strategi pencegahan penularan kasus," tambah Wiku.
Baca juga: UNP Kembali Kirim Mahasiswa ke Luar Negeri, Wujudkan Komitmen Internasionalisasi Pendidikan
Disamping itu, fasilitas isolasi dan karantina terpusat di Indonesia saat ini tersebar di berbagai lokasi. Berdasarkan data per 20 Januari 2022, fasiitas karantina terpusat tersebar di wisma dan hotel. Seperti di Rusun Nagrak Cilincing dengan BOR 24,9% dari 7.040 bed (tempat tidur) yang tersedia, kemudian Rusun Pasar Rumput Manggarai dengan BOR 58% dari 5.946 bed tersedia.
Sedangkan Wisma Atlet Pademangan dengan BOR 56,6% dari 5.796 bed yang tersedia, serta 134 hotel dengan total bor 45,8% dan total kapasitasnya 16.513 kamar. Sedangkan berdasarkan data per 16 Januari 2022, diketahui bahwa fasilitas isolasi terpusat ditempatkan di rumah sakit rujukan COVID-19 tertentu dan beberapa hotel rujukan yang hanya difungsikan untuk upaya isolasi sebagai fasilitas tambahan.
Dengan rincian jumlah bed di RSDC Wisma Atlet sebanyak 5.939 bed, rumah sakit untuk pelaku perjalanan luar negeri diantaranya RS Sulianti Saroso, RS Ciputra Garden, RS Mitra Keluarga Kalideres, dan RS Siloam Mampang dengan total kapasitas dan sebanyak 286 bed.
Dan Hotel isolasi diantaranya C One Pulomas, Hotel Matsuri, Hotel Grand Cempaka, Hotel Alia Cikini Hotel D'arcici Al Hijrah, Hotel D'arcici Plumpang dengan kapasitas sebanyak 565 bed. (*/bi)
Baca juga: Akhiri Lawatan Luar Negeri, Presiden Prabowo Bertolak dari Paris Menuju Tanah Air
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Masalah Gigi dan Anemia Jadi Temuan Utama Cek Kesehatan Gratis
- Tenaga Cadangan Kesehatan Indonesia Siap Hadapi Krisis Kesehatan Berskala Internasional
- Program Cek Kesehatan Gratis Sekolah Dimulai, Sasar 53 Juta Pelajar di Indonesia
- Presiden Prabowo Dorong Lompatan Layanan Kesehatan: Dari Cek Kesehatan Gratis hingga Rumah Sakit Baru
- Kemenkes Targetkan 53 Juta Siswa Ikut Cek Kesehatan: Ini Jenis Pemeriksaannya Berdasarkan Usia
Didukung Penuh PSSI, FFI Persiapkan Timnas untuk SEA Games 2025
Nasional - 13 Agustus 2025
Tiga Daerah Terdampak Banjir, BNPB Ingatkan Pencegahan Dini
Nasional - 12 Agustus 2025