Pemerintah akan Berikan Vaksin Kanker Serviks, Dinkes Tunggu Juknis

PADANG PANJANG, binews.id — Cukup tingginya prevalensi Kankes Serviks di Indonesia, membuat pemerintah mengeluarkan informasi wajib Vaksin Human Papillomavirus (HPV) atau Vaksin Kanker Serviks mulai tahun ini.
"Untuk vaksin HPV yang kita berikan lewat program imunisasi nasional, maka sifatnya gratis karena menjadi tanggung jawab pemerintah. Sampai saat ini kita masih menunggu petunjuk teknis (juknis) pelaksanaannya," tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang, dr. Faizah kepada Kominfo, Rabu (20/4).
Adapun beberapa fungsi dan kegunaan dari vaksin HPV ini, di antaranya mencegah kanker serviks. Dapat diberikan tiga kali dan tidak menyebabkan kemandulan. Beberapa efek samping vaksinasi HPV umumnya terjadi sementara dan tergolong ringan. Seperti bengkak serta nyeri dan kemerahan di sekitar lokasi suntikan, sakit kepala.
"Dan juga ada beberapa efek samping yang tidak terlalu sering ditemukan seperti demam, mual, rasa sakit di sekitar lengan tangan dan kaki, munculnya ruam merah yang gatal. Serta ada pula efek yang tergolong sangat jarang terjadi, terhambatnya saluran pernapasan, kesulitan bernapas, dan reaksi alergi," terangnya.
Baca juga: KAI Divre II Sumbar Gelar Ramp Check untuk Pastikan Keselamatan dan Kenyamanan Angkutan Lebaran
Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 21 Januari 2019 terdapat kasus kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
"Kita akan naikkan vaksin wajibnya dari 11 antigen menjadi 14. Kita tambah vaksin (human papillomavirus) HPV, PCV sama rotavirus. Karena kematian paling banyak wanita Indonesia diakibatkan oleh serviks dan breast cancer, namun serviks ada vaksinnya," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia Kawasan Amerika dan Eropa, Ahad (18/4) lalu.
HPV rencananya akan diberikan untuk anak-anak perempuan yang berada pada kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD). Vaksinasi HPV telah dimulai di dua provinsi dan lima kabupaten/kota di Indonesia sejak 2021 dan diperluas di tiga provinsi dan lima kabupaten/kota pada tahun ini. Provinsi Sumatera Barat belum termasuk ke dalam daerah yang sudah dimulai pemberian vaksin ini.
Rencananya, vaksinasi kanker serviks berlaku secara nasional pada 2023-2024. Kemenkes menyiapkan pelatihan vaksinasi HPV secara berjenjang dari tingkat Dinas Kesehatan hingga puskesmas di setiap daerah. (*/Put)
Baca juga: KAI Divre II Sumbar Imbau Masyarakat Tidak Ngabuburit di Jalur Kereta Api Demi Keselamatan
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kota Padang Panjang Kembali Raih Penghargaan Paritrana Award dari BPJS Ketenagakerjaan, Penghargaan dari BKN dan KIA
- DSPPKBPPPA Gelar Desiminasi Audit Kasus Stunting Tahap II
- Tingkatkan Kepedulian Sosial, KSR PMI ISI Adakan Donor Darah
- Dinkes Laksanakan Monev Penerapan Perda KTR ke OPD
- Diikuti Kader Padang Panjang, Gubernur Mahyeldi Buka Jambore Kader PKK Berprestasi
Progul Dokter Warga Mulai Layani Masyarakat Kota Padang
Kesehatan - 24 Februari 2025
Jaga Kesehatan Pegawai, KAI Divre II Sumbar Gelar Medical Check Up
Kesehatan - 19 Februari 2025
Mahyeldi Jalani Medical Check-Up di RS Unand Jelang Pelantikan
Kesehatan - 14 Februari 2025
KAI Divre II Sumbar Gelar Pengobatan Gratis terhadap 228 Pensiunan
Kesehatan - 10 Februari 2025