ADVETORIAL
BERPREDIKAT SANGAT BAGUS SELAMA 5 TAHUN, Bank Nagari Sabet Golden Trophy Infobank Awards ke-27

Pertama, menentukan formula rating yang didasarkan pada perkembangan perbankan dan kebijakan regulator, serta pencapaian perbankan secara industri. Kedua, mengumpulkan laporan keuangan bank-bank, yang terdiri atas neraca dan rugi laba selama dua tahun, serta laporan GCG dan profil risikonya.
Ketiga, memasukkan skor GCG dan profil risiko serta mengolah angka-angka dengan berbagai rasio dan pertumbuhan yang sudah ditetapkan. Tahap selanjutnya, BiRI mengelompokkan bank-bank sesuai dengan kelompok modal inti, mulai dari KMBI 4 sampai dengan 1.
Tahapan terakhir adalah pemberian notasi akhir untuk memberikan predikat dan pemeringkatan setelah index nilai terkumpul.
Kriteria penilaian yang diterapkan Biro Riset Infobank hampir sama, bahkan lebih berat daripada kriteria yang digunakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bila penilaian kesehatan bank versi regulator hanya mengacu pada profil risiko, GCG, rentabilitas, dan permodalan, pada kesempatan ini Biro Riset Infobank menambah kriteria-kriteria lain seperti efisiensi dan pertumbuhan..
Direktur Biro Riset Infobank sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah Infobank, Eko B. Supriyanto dalam kata pengantar pembukaan forum kali ini mengutarakan bahwa industri perbankan perlu tetap berhati-hati pada masa yang tidak menentu saat ini. Walaupun kondisi ekonomi domestik sudah mulai pulih, namun masih dibayangi kondisi ekonomi makro.
Dikatakannya sinyal resesi di dunia menguat dan bisa menular sampai ke Indonesia dengan 3 persen probabilitas menurut data Kementerian Keuangan. Krisis kesehatan juga belum sepenuhnya selesai.
Pada masa yang tidak pasti ini, dimana sektor perbankan sedang berupaya menjaga likuditas dan mengatur siasat atas kenaikan tingkat suku bunga kredit, bank turut dihadapkan oleh kemunculan debitur-debitur sontoloyo dengan finansial mumpuni yang lari dari kewajiban kreditnya dan mengatasnamakan restrukturisasi, bahkan berani melaporkan bank ke penegak hukum.
"Standar operasi yang ketat, diimbangi dengan selektif memilih calon debitur masih perlu dijaga oleh perbankan saat ini", ujar Eko pada prakata pembukaan kegiatan ini yang diselenggarakan di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Second Half Economic Forecasting 2022 diawali dengan Forum Nasional bertajuk "Mewaspadai Signal Resesi dan Debitur Nakal" yang dibuka dengan Keynote Speech Dr. Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK terkait Arah Pengawasan dan Kebijakan Perbankan di Tengah Ketidakpastian.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kota Padang Perkuat Ekonomi Kreatif Lewat Bimtek Branding Digitalisasi
- Permudah Akses Perbankan untuk UMKM, Pemko Padang Bersinergi dengan CIMB Niaga
- Evaluasi untuk Adinata Syariah 2025, Gubernur Mahyeldi Targetkan Sumbar Kembali Raih Juara Umum
- OJK: Likuiditas Perbankan 2025 Masih Ketat, Sektor Pertanian Perlu Digenjot
- Wakil Ketua DPRD Sumbar Iqra Chissa Inisiasi Pemprov dan Pertamaina Terkait Stabilisasi Stok BBM