Pagelaran Karya Gusmiati Suid Dibuka Hari Ini, 14 Sanggar Tampilkan Tari Cewang
Gusmiati Suid, seperti yang kita ketahui, adalah maestro tari dunia. Pada tahun 1991 ia menerima penghargaan 'Bessies Award' dari New York Dance and Performance. Tidak pernah sebelumnya, seniman luar Amerika Serikat diberi penghargaan seperti itu.
Sanggar tari Gumarang Sakti yang didirikannya pada 1982 menjadi satu-satunya wakil Asia di dalam acara tari Internationalis Tanz Festival ke-6 di Jerman pada Juni 1994. Festival ini diselenggarakan untuk memperingati 100 tahun lahirnya tari modern.
Sanggar-sanggar tari yang bakal tampil pada hari pembukaan ini tampak antusias. Sanggar Tari Cahayo Bundo dari Kota Padang salah, misalnya. Sanggar ini akan memainkan Tari Cewang dalam kategori anak-anak.
Menurut pimpinan sanggar Cahayo Bundo Reni Devia alias Ade, sepanjang latihan anak-anak didiknya sangat antusias karena mereka akan memainkan Tari Cewang yang asli yang sebelumnya belum pernah dipagelarkan di ruang publik.
Lewat kegiatan ini, masih menurut Ade, anak-anak didiknya menjadi lebih kenal dengan sosok Gusmiati serta karya-karyanya.
Di hari kedua, Minggu (11/9/2022), para peserta akan memainkan Tari Rantak. Berbeda dengan hari pembukaan, di hari kedua acara dimulai semenjak pukul 08.00 WIB.
Selain Sanggar Cahayo Bundo, dalam Pagelaran Karya Gusmiati Suid tahun ini juga akan tampil juga sejumlah sanggar lainnya, seperti Sanggar Sikambang Manih, Sanggar Seni Sayak nan Landai, Sanggar Galatiak Minang, Sanggar Seni Bundo Kanduang, Sanggar Tari dan Musik Sofyani, Sanggar Tari Alang Babega, Sanggar Galatiak Pitameh.
Juga Sanggar Seni Tari dan Musik Mutiara Minang, Sanggar Seni Susan, Sanggar Taratak Bundo, Satampang Baniah, Sanggar Tari Saiyo Sakato, Sanggar Pandan Sarumpun, Perguruan Singo Barantai, Sanggar Tari Sagatok Sirieh, Sanggar Indah di Mato, dan lainnya.
Gusmiati Suid dilahirkan pada 16 Agustus 1942 di Batusangkar dan wafat pada 28 September 2001. Ia telah melahirkan sejumlah karya penting. Ia dianggap berhasil mengembangkan secara kreatif gerak dari berbagai aliran silek Minang menjadi bentuk tari.
Tari Rantak misalnya, yang dianggap sebagai pembaharu dalam khazanah tari Minangkabau. Karya ini dinobatkan sebagai salah satu tari kreasi terbaik di tingkat nasional di tahun 1975. Selain itu, karya ini pernah menjadi mata pelajaran wajib di SMKI di seluruh Indonesia.
Di samping itu, bersama sanggar Gumarang Sati yang dibentuknya, Gusmiati juga telah menampilkan karya-karyanya di berbagai tempat di belahan dunia, seperti Swiss, Jerman, India, serta Jepang. (*/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Sentuhan Kasih di Hari Ibu, KAI Divre II Sumbar Berbagi Apresiasi untuk Penumpang Perempuan
- Mr Bobon Santoso Masak Besar Bagi Korban Banjir di Padang, Siapkan 10.000 Porsi Sehari
- Gebyar Jambore PKK Sawahlunto: Penguatan Kapasitas Kader untuk Pemberdayaan Keluarga
- Gubernur Sumbar Mahyeldi Buka Pameran Etnofotografi Karya Seniman dan Budayawan Edy Utama
- Rapat Paripurna Istimewa Jadi Puncak Peringatan HJK Padang ke-356










