Nyaris Gulung Tikar di saat Pandemi, Anasrizal Tetap Jaga Eksistensi Konveksi Tas Baceno

"Pinjaman di CSR Semen Padang itu ternyata bagian dari pekerjaan Syafrizal. Dengan senang hati, Syafrizal langsung membantu saya, termasuk membantu membuatkan surat permohonan pinjaman modal usaha ke CSR Semen Padang," katanya.
Sejak 2004 hingga sekarang, sudah lima kali Anas mendapatkan pinjaman modal usaha dari CSR Semen Padang. Pada pinjaman pertama yaitu sebesar Rp7 juta dengan lama cicilannya 2 tahun. Semua pinjaman itu dimanfaatkannya untuk beli bahan tas. Begitu modal usaha sudah ada, hubungan kerja sama Anas dengan distributor tas di Pasar Raya pun juga berakhir.
Namun di balik itu, pesanan pembuatan tas untuk seminar dari berbagai instansi pun mulai meningkat. Peningkatannya, juga sejalan dengan pendapatannya, sehingga tak butuh waktu 2 tahun bagi Anas untuk melunasi pinjaman ke CSR Semen Padang. "Hanya dalam waktu 19 bulan saya bisa melunasinya," kata Anas.
"Begitu lunas, saya pun kembali mengajukan pinjaman untuk periode kedua dengan besar modal yang dipinjaman CSR Semen Padang lebih dari dua kali lipat dengan pinjaman pertama, yaitu sebesar Rp15 juta. Kata pihak CSR Semen Padang ketika itu, saya bisa dapat pinjaman modal Rp15 juta, karena grafik usaha saya cukup bagus. Saya pun senang ketika itu," imbuhnya.
Seiring pendapatan meningkat dan bertambahnya jumlah pinjaman, usaha konveksi Anas juga kian berkembang. Pesanan dari berbagai intansi dan toko tas pun juga makin meningkat. Bahkan, ketika itu ia pun sudah bisa mempekerjakan tiga orang karyawan dengan keuntungan bersih Rp3 juta sebulan. Padahal sebelum dapat pinjaman dari CSR Semen Padang, rata-rata keuntungan hanya cukup untuk makan, yaitu di kisaran Rp1,5 juta per bulan.
Tak puas dengan perkembangan usahanya yang terus menanjak, Anas kembali mengajukan pinjaman ke CSR Semen Padang untuk ketiga kalinya. Bahkan pada pinjaman ke tiga ini, jumlahnya mencapai Rp30 juta. Setelah lunas, ia pun kembali mengajukan pinjaman sebesar Rp40 juta, dan Rp50 juta untuk tahap kelima.
Uang dari pinjaman itu kemudian dibelikannya ke mesin jahit sebanyak tiga unit. Sedangkan sisanya, digunakan untuk membeli bahan tas. "Semua pinjaman saya gunakan untuk mengembangkan usaha. Bahkan tak ada satu persen pun yang digunakan untuk biaya makan," bebernya.
Sering bertambahnya pinjaman, jumlah pekerja pun juga ikut bertambah menjadi 10 orang. Semua pekerjanya merupakan orang kampungnya di Sungai Limau. Untuk pendapatan bersih dari usaha konveksi ini, rata-rata Rp10 juta per bulan. "Alhamdulillah, ini berkat bantuan CSR Semen Padang. Karena tidak hanya pinjaman modal yang diberikan, saya pun juga diberikan pelatihan manajemen keuangan oleh CSR Semen Padang," pungkasnya. (*/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kota Padang Perkuat Ekonomi Kreatif Lewat Bimtek Branding Digitalisasi
- Permudah Akses Perbankan untuk UMKM, Pemko Padang Bersinergi dengan CIMB Niaga
- Evaluasi untuk Adinata Syariah 2025, Gubernur Mahyeldi Targetkan Sumbar Kembali Raih Juara Umum
- OJK: Likuiditas Perbankan 2025 Masih Ketat, Sektor Pertanian Perlu Digenjot
- Wakil Ketua DPRD Sumbar Iqra Chissa Inisiasi Pemprov dan Pertamaina Terkait Stabilisasi Stok BBM