Pengajar Tari UNP Dr. Indrayuda: Berinovasi Melalui Gerak Tari dalam Dinamika Sosial Budaya

"Yang paling berkesan dalam melahirkan nyo adalah sangsako, saya pergi ke setiap upacara adat atau batagak gala, dan selalu bercerita dengan pangulu soal perebutan tahta gala pusako. Selalu meninjau rumah gadang untuk mendapatkan seting dan cerita yang sesungguhnya tentang persoalan mamak dengan kemenakan dalam memberikan gelar pusako adat" kata Indrayuda yang juga pernah ditunjuk sebagai Pengarah dan Ketua Dewan Juri dalam Festival Pencak Silat Internasional di Padang tahun 2018.
Pesan yang ingin disampaikan yang bisa relevan konteks kekiniaan termasuk perpolitikkan dari karya "sasangko" ini adalah bahwa adanya nilai yang tetap langgeng dan lestari adalah win win solution atau berembuk. Apapun dapat diselesaikan dengan berunding. Jadi setiap permasalahan kekuasaan dapat dirembukan, seperti jokowi dan prabowo. Dalam politik yg abadi adalah komunikasi politik atau rembukan.
Lebih lanjut, Indrayuda juga menyampaikan bahwa dalam perjalanan karya dan berkarya, yang banyak menjadi sumber inspirasi adalah Pelatih Firmansyah dan Bagong Kusudiharjo serta Sardono Waluyo Kusumo. Tetapi pertama yang mengajar melangkah menari Ibu Dra. Syofiani Bustamam dan Wirzam Tiarman Juga Martha Graham Koreografer Modern Amerika Serikat dan Kahzu Ono dari Jepang.. "Itu semua menjadi inspirasi Indrayuda dalam menghasilkan inovasi tari ini" jelasnya dalam sebuah sesi wawancara.
Baca juga: Susul Gubernur Mahyeldi ke Magelang, Wagub Vasko Antusias Ikuti Retreat
Melalui inovasi karya tari ini, Indrayuda ingin menyampaikan pesan untuk generasi mendatang. Pesannya adalah perlu arif terhadap gerak waktu, dan selalu mampu beradaptasi dengan lingkungan yang selalu cepat berubah. Selain itu, mesti memiliki kemampuan kreatif, produktif dan inovatif, agar selalu dapat bertahan hidup dalam atus perubahan yang begitu cepat, namun yang terpenting juga jaga selalu IMTAQ, karena itu adalah bekal hidup setelah mati.
Terakhir, sedikit gambaran masa lalu yang ingin dibagikan dan diceritakan oleh Indrayuda. "Tidak ada yang dapat kita ketahui apa yang akan terjadi di masa depan, dan juga tidak dapat kembali ke belakang, yang pasti adalah masa kini, dan itu gambaran masa lalu saya. Dulu saya adalah seorang olahragaaan, uda pemain bola sampai SMA, uda suka berkelahi dan selalu begadang, kecil uda Kelas 3 SD sudah merokok sudah main ceki dan tidur di pos ronda dan Mushala. SMA IPA, punya cita2 jadi pemain bola nasional dan galatama. Ingin menjadi arsitektur atau seorang Diplomat, ternyata kenyataannya setelah tamat SMA kuliah di Ekonomi Bunga Hatta, semester 5 diajak Bu Syofiani kuliah lagi di Sendratasik FPBS IKIP Padang, jadilah menjurus ke kesenian sampai saat ini, seluruh cita-cita masa kecil buyar. Walau menjadi arsitek juga tetapi arsitek tari. Dan kebiasaan masa kecil yang nakal suka berantam, main ceki dan merokok malah setamat SMA semua sirna. Jeni Wardin yang merubah itu semua menjadi tidak perokok lagi, sebab seorang olahragaaan yang baik harus jauh dari rokok. Yah itulah masa lalu tidak semua dapat terealisasi pada masa kini dan masa datang," jelasnya. (Humas/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Atase Agama Kedutaan Arab Saudi Kunjungi UNP, Perkuat Kerja Sama Pendidikan dan Keagamaan
- Atase Agama Kedutaan Arab Saudi Kunjungi UNP, Perkuat Kerja Sama di Bidang Pendidikan dan Keagamaan
- UNP Gelar Lokakarya Manajemen Penelitian, Hadirkan Narasumber dari University Malaya
- UNP Gelar Bunkasai XII, Perkenalkan Budaya Jepang Melalui Berbagai Kegiatan
- Efisiensi Anggaran, UNP Pastikan Kualitas Pendidikan Tetap Terjaga dan Tidak Berdampak Pada UKT