Kendalikan Inflasi, Mendagri Minta Pemko Padang Panjang Pastikan Ketersediaan Beras
PADANG PANJANG, binews.id -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian minta Pemerintah Daerah termasuk Pemko Padang Panjang untuk dapat melakukan langkah pengendalian inflasi terutama pada komoditas beras. Pasalnya beras masih menjadi komoditas yang menyumbang inflasi tertinggi di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.
"Beras masih mengalami kenaikan harga hingga minggu pertama September ini. Kita minta Pemda terus melakukan langkah pengendalian inflasi, terutama pada komoditas beras," ungkap Tito saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah melalui Zoom Meeting, Senin (11/9). Turut hadir pada rakor tersebut, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ewasoska, S.H, Forkopimda dan OPD terkait.
Tito mengatakan, beras merupakan komoditas penting yang stabilitas harga dan ketersediaannya perlu dijaga. Terlebih sejumlah daerah di Indonesia mulai mengalami kekeringan akibat El Nino. Di sisi lain, sejumlah negara juga menerapkan kebijakan pembatasan ekspor beras demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Beberapa negara lain juga hanya mengekspor beras premium dengan harga yang cenderung lebih mahal. Membeli beras premium justru merepotkan. Sebab, pemerintah berupaya memberikan subsidi (beras) kepada masyarakat," katanya.
Baca juga: UNP Resmi Jalin Kerja Sama Internasional dengan Abai Kazakh National Pedagogical University
Untuk itu, Tito mengimbau Pemerintah Daerah agar melakukan pengecekan terhadap ketersediaan harga beras ke Bulog yang ada di daerah masing-masing. Serta mengoptimalkan bantuan sosial, mengingat dua bulan ke depan produksi beras akan mengalami titik terendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
"Jika ada KPM yang pantas menerima bantuan pangan namun belum terbantu oleh bantuan pangan Bapanas, Pemda harus meng-cover dalam bentuk dalam gerakan bansos yang sama dengan menggunakan instrumen APBD yang ada seperti bansos di Dinas Sosial maupun belanja tidak terduga," ujarnya.
Di samping itu, Tito menyebutkan, minggu pertama September ini beberapa komoditas juga menjadi penyumbang utama terhadap penurunan dari Indeks Perkembangan Harga (IPH). Di antaranya bawang merah, bawang putih serta telur ayam ras.
Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si kepada Kominfo usai mengikuti rakor itu mengungkapkan, IPH Kota Padang Panjang minggu ini berada pada angka 1,011 atau berfluktuasi sedang (naik). Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah beras dan cabai merah.
Baca juga: UNP Hadir di QS Asia Pacific Summit 2025, Dorong Internasionalisasi Kampus
"Pada minggu pertama September, secara umum harga-harga 51 komoditi relatif stabil. Fluktuasi terjadi pada 12 komoditi. Tujuh komoditas mengalami kenaikan harga dan lima komoditas mengalami penurunan harga," ungkapnya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Hari Kedua, Evakuasi Warga Terisolasi di Jembatan Kembar Terus Dipercepat
- Pemko Padang Panjang Siapkan Lelang 237 Kendaraan Dinas Mulai 4 Desember
- Jelang MTQ Tingkat Sumbar, Kafilah Padang Panjang Matangkan Persiapan
- Donasi Rp310 Juta Terkumpul pada Aksi Bela Palestina dan Konser Amal
- Temu Karya Karang Taruna Dorong Lahirnya Generasi Muda Visioner di Padang Panjang








