Anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina Memberi Pandangan Terkait Penutupan Tiktok Shop

JAKARTA, binews.id —Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Hj. Nevi Zuairina, berbicara tentang kebijakan penutupan TikTok Shop yang baru-baru ini diumumkan oleh Pemerintah Indonesia.
Dalam sebuah pernyataan di sela-sela aktivitas sidang di DPR, Hj. Nevi Zuairina menyampaikan pandangannya tentang kebijakan tersebut dan perkembangan terkini dalam perdagangan digital di Indonesia.
Hj. Nevi Zuairina mengungkapkan bahwa dia mendukung langkah-langkah Pemerintah Indonesia dalam mengatur transaksi social e-commerce di platform media sosial, seperti yang terjadi pada TikTok Shop. Dia menganggap pentingnya menjaga persaingan yang sehat di pasar digital, yang saat ini semakin berkembang pesat.
Menurut Hj. Nevi Zuairina, "Kami memahami pentingnya melindungi kepentingan masyarakat pelaku usaha dan menghindari kemungkinan monopoli pasar. Kebijakan ini harus diimplementasikan setelah kajian mendalam, agar tidak merugikan pihak-pihak yang sudah berjualan melalui social commerce."
Baca juga: Hj. Nevi Zuairina Dorong BUMN Energi Percepat Pengembangan Baterai EV dan Optimalisasi Limbah
Dalam konteks persaingan usaha yang sehat, Anggota DPR Komisi VI ini juga mencatat bahwa kemunculan Tiktok Shop dapat memberikan keuntungan yang tidak adil karena memiliki akses ke algoritma pengguna, yang memungkinkan mereka menargetkan iklan dengan lebih efektif.
Hj. Nevi Zuairina juga menggarisbawahi pentingnya untuk menyusun aturan yang jelas di pasar digital, sebagaimana aturan yang berlaku di pasar konvensional. Ini akan membantu mengatur transaksi e-commerce dan social commerce secara efektif dalam era digital yang berkembang begitu cepat.
Dia juga mengakui bahwa kemajuan teknologi yang pesat dapat menciptakan kekosongan hukum, yang pada gilirannya dapat berdampak pada pergeseran ekonomi yang merugikan segmen masyarakat tertentu. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan ini.
Hj. Nevi Zuairina menekankan bahwa pandangan ini merupakan langkah awal dalam diskusi yang lebih luas tentang regulasi perdagangan digital di Indonesia.
Baca juga: Nevi Zuairina minta Pengawasan BBM Subsidi Ditingkatkan dan Pelanggar Harus Diberi Efek Jera
"Saya berharap, bahwa pemerintah akan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam mengembangkan aturan yang seimbang dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutup Nevi Zuairina. (bi/mel)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Revisi UU Minerba: Peluang Besar bagi Perguruan Tinggi dalam Sektor Pertambangan
- Ketua DPRD Sumbar Dukung Gubernur Mahyeldi dan Vasko Ruseimy Wujudkan Kemajuan Daerah
- Bupati dan Wakil Bupati Solok Terpilih Jalani Medical Check-Up Jelang Pelantikan
- Prabowo Subianto Kembali Pimpin Gerindra, Diminta Maju di Pilpres 2029
- Pada Raker FPKS, Hj. Nevi Zuairina Bertekad Perkuat Advokasi untuk Masyarakat