Proyek Akses Pelabuhan Teluk Tapang Senilai Rp216 M Dinilai Bakal Terkendala AMP, Peralatan dan Material

Sabtu, 20 Januari 2024, 09:58 WIB | Ragam | Kab. Pasaman Barat
Proyek Akses Pelabuhan Teluk Tapang Senilai Rp216 M Dinilai Bakal Terkendala AMP,...
Proyek Akses Pelabuhan Teluk Tapang Senilai Rp216 M Dinilai Bakal Terkendala AMP, Peralatan dan Material. IST

Sebab, terjadi adendum justifikasi teknis perubahan item pelaksanaan pekerjaan dari pekerjaan galian biasa kepada pekerjaan galian batu. Pada item bekisting yang ada pada KM 40, sesuai rencana awal akan dilaksanakan Oktober 2023 dan terkendala proses perizinan di Mabes Polri. Sebab, pelaksanaan pekerjaan bekisting tersebut membutuhkan skil dan keahlian telah diakui negara.

Bahrum, berdalih, untuk peralatan dilapangan, semuanya sewa. Dan, ini penyebab terjadinya kendala pada proyek strategis negara didanai melalui alokasi anggaran SBSN tahun 2022 sampai dengan tahun 2024, bernomor kontrak 14/PKK/SK-PJN1-Bb.03.23.1.4/IX/2022 tertanggal 09 September 2022, waktu pelaksanaan 600 hari kalender dengan tahun anggaran 2022 - 2024, dikerjakan PT. Wika KSO PEP, nilai kontrak Rp.216.419.511.400, itu.

Memang telah dilakukan pengaspalan di lokasi proyek Teluk Tapang itu. Ada beberapa catatan, diantaranya, metode kerja tanpa timbunan pilihan sirtu pada titik tertentu ruas proyek akses Teluk Tapang

Baca juga: DPRD Sumbar Tinjau Pelaksanaan HGU di Pasaman Barat, Tegaskan Perlindungan Hak Petani

STA 26 + 150 sampai STA 26 + 30. Selanjutnya, pelaksanaan pekerjaan ruas pembangunan Teluk Tapang, untuk pekerjaan pasangan batu dan mortar pihak PT. Wika melakukan pekerjaan subkontraktor.

Dan, pada titik tertentu menggunakan material batu cadas, bekas galian setempat. Ini ditemukan sepanjang ruas yang dilaksanakan oleh PT. Wika KSO P.E.P. Bahkan, pihak sub kontraktor di lokasi juga ditemukan pasangan mortar atau saluran menggunakan batu pecah.

Diduga didatangkan dan diambil sepanjang lokasi pekerjaan. Ditemukan juga, pelaksanaan pasangan mortar maupun pasangan batu pada titik tertentu kedalaman galian, ketebalan dan ukuran pasangan batu, diragukan. Pada pekerjaan lain, seperti penghijauan atau pemasangan dompet, hitungan bulan, sudah ada yang ambruk dan roboh di lokasi pekerjaan.

Catatan lain, bekas galian setempat, seperti timbunan bagian dasar badan jalan, pengamatan di lapangan mulai dari STA 29 + 000 sampai STA 37 + 500 telah dilakukan penghamparan timbunan pilihan. Dan, tidak terlihat menggunakan galian C, seperti sirtu atau kerikil, melainkan seperti timbunan bercampur tanah bercampur bebatuan sebagai lapisan dasar.

Saat rekanan melakukan penghamparan base itu, terlihat masih dalam kondisi tanah kuning pada titik tertentu dan langsung dilakukan penghamparan base. Bahrum, Supervisi Engineering mengatakan, timbunan pilihan dari hasil galian setempat sudah dirapatkan dan sepengetahuan PPK 1.4.

Bahkan, dalam rapat juga dihadiri Satker PJN I Sumbar. Kesimpulan, sejauh memenuhi standar labor, material timbunan pilihan diizinkan untuk digunakan. Itupun tak dibayarkan, hanya biaya pengangkutan di lokasi proyek.

Sedangkan, ketebalan timbunan pilihan, katanya, bervariasi sesuai kondisi lapangan, antara 15 - 20 Cm dan tidak menggunakan agregat kelas B. Tebal agregat kelas A 30 Cm, dan AC WC tebal 4 Cm. Ukuran lebar bahu jalan 1,5 Cm, lebar badan jalan 6 meter. Material dipakai, baik dari dalam lokasi maupun dari luar lokasi pekerjaan sudah diuji di laboratorium. Hasilnya, memenuhi kualitas standar pengujian. (bi/BY)

Halaman:
1 2

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: