Dibantu CSR Semen Padang, Juragan Keripik Balado Ini Sukses Punya Omset Rp30 Juta Sebulan

Di tengah usaha keripik baladonya berkembang, duka pun mendera Delriwanita di tahun 2007. Ketika itu, suaminya bernama Rosman meninggal dunia karena sakit. Tentunya, hidup tanpa didampingi sang suami membuat dirinya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ketiga anaknya yang masih sekolah. Kerja kerasnya itu tidak sia-sia. Usaha keripik baladonya semakin laku di pasaran.
Semakin tingginya permintaan pasar, membuat dirinya harus membutuhkan banyak modal. Pada tahun 2010, ia pun mengajukan permohonan pinjaman modal usaha ke CSR Semen Padang. Gayung pun bersambut. Permohonannya dipenuhi dan Delriwanita pun kemudian mengembangkan usahanya dengan memproduksi berbagai jenis oleh-oleh lainnya.
Di antaranya, keripik kentang, keripik singkong, keripik bawang dan arai piang, hingga memproduksi berbagai jenis randang dan cake. Terbaru, katanya, ia memproduksi berbagai jenis sambal lado. "Alhamdulillah, sambal lado yang saya produksi rupanya juga laku di pasaran," bebernya.
Baca juga: Beri Spirit Pada Pelaku UMKM, Semen Padang Gelar Mitra Binaan Expo From Home
Ia pun menuturkan ada sembilan jenis sambal lado yang diproduksi. Rinciannya, sambal lado hati ampela, lado tarasi, lado jengkol, lado tongkol, lado cumi, lado tanak, lado hijau teri patai, lado bawang dan lado ekstra pedas. "Sambal lado yang saya produksi dijual dalam bentuk kemasan dan tahan hingga satu minggu," ungkapnya.
Bagi Delriwanita, menjadi mitra binaan CSR Semen Padang tentu banyak keuntungannya. Di antaranya, mendapat pinjaman modal usaha dengan bunga rendah, mendapat pelatihan tentang manajemen pengelolaan usaha, mendapat fasilitas berupa promosi di pelbagai pameran di Sumateta Barat maupun di luar Sumatera Barat.
"Selain diikutkan pameran, saya pun juga diberikan fasilitas pemasaran di outlet Gallery Balanjo milik CSR Semen Padang. Bahkan semua jenis produk oleh-oleh khas Sumatera Barat yang saya produksi, dijual di Gallery Balanjo. Alhamdulillah, sejak jadi binaan CSR Semen Padang, usaha saya terus maju dan berkembang. Bahkan dalam sembulan, omset saya mencapai Rp30 juta," katanya.
Survive di tengah wabah Covid-19
Saat ini, kata Delriwanita melanjutkan, hampir semua pendapatan pengusaha oleh-oleh 'terjun payung' karena wabah Covid-19 yang berdampak kepada pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat ekonomi masyarakat menurun. Bahkan beberapa toko oleh-oleh di Sumatera Barat, tidak bisa berbuat banyak.
Kendati begitu, bagi Delriwanita, munculnya wabah Covid-19 hingga pemerintah memberlakukan PSBB sebagai solusi dalam mengendalikan wabah Covid-19, tidak menjadi alasan baginya untuk menyerah begitu saja, apalagi usaha yang telah dijalaninya itu sudah berjalan hingga 15 tahun lamanya.
"Di awal pemberlakuan PSBB, usaha saya sempat merosot, karena pembatasan masyarakat keluar rumah. Tapi saya tidak menyerah. Saya kemudian memanfaatkan aplikasi e-commerce seperti lazada dan shopee untuk menjual oleh-oleh. Alhamdulillah, saya bisa survive," pungkas Delriwanita.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Sambut Libur Long Weekend HUT Ke-80 RI, KAI Divre II Sumbar Sediakan 28.228 Tempat Duduk
- SEPABLOCK PT Semen Padang Jadi Magnet Pengunjung Xporia 2025
- PT Semen Padang Apresiasi Garda Terdepan Penjualan, Pri Gustari: Sinergi Kunci Menangkan Persaingan
- Pekan QRIS Nasional 2025: Momentum Digitalisasi untuk Sumatera Barat
- KAI Divre II Sumbar Luncurkan Program Employee Well-Being Policy untuk Mendorong Gaya Hidup Sehat di Lingkungan Kerja