Minggu Kedua Juli, IPH Padang Panjang Peringkat Kedua Terendah se-Indonesia

Senin, 15 Juli 2024, 19:49 WIB | Pemerintahan | Kota Padang Panjang
Minggu Kedua Juli, IPH Padang Panjang Peringkat Kedua Terendah se-Indonesia
Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian saat memimpin Rapat Pengendalian Inflasi, Tuberkulosis dan Polio secara virtual, Senin (15/7/2024). Diikuti Penjabat Wali Kota, Sonny Budaya Putra, AP, M.Si, Forkopimda, BPS dan kepala OPD terkait di Ruang VIP Lantai II Balai Kota. ist

PADANG PANJANG, binews.id -- Memasuki minggu kedua Juli 2024, Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Kota Padang Panjang menduduki posisi kedua terendah se-Indonesia dengan nilai 5,55.

Hal ini disampaikan Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian saat memimpin Rapat Pengendalian Inflasi, Tuberkulosis dan Polio secara virtual, Senin (15/7/2024). Diikuti Penjabat Wali Kota, Sonny Budaya Putra, AP, M.Si, Forkopimda, BPS dan kepala OPD terkait di Ruang VIP Lantai II Balai Kota.

Sonny menyampaikan IPH ini tetap berada pada posisi angka yang sedang, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi serta stabil.

"Dengan IPH stabil ini bisa memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak, baik konsumen, produsen maupun pedagang kita. Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah, bawang merah dan daging ayam ras," ujarnya.

Baca juga: Pengesahan Ranperda RTRW Sumbar Dikebut, DPRD dan Kemendagri Matangkan Pembahasan

Minggu kedua Juli ini secara umum harga 46 komoditas relatif stabil. Fluktuasi terjadi pada 10 komoditi, dua komoditi mengalami kenaikan harga dan delapan komoditi turun harga.

Komoditas utama yang mengalami kenaikan harga, yaitu telur itik dan cabai rawit. Sedangkan yang turun harga, yaitu daging ayam boiler, telur ayam ras, cabai hijau, cabai merah, jagung pipilan, bawang daun, terong dan seledri.

Pada rapat tersebut, Tito juga menyampaikan produksi pada menurun, ini disebabkan beberapa hal. Seperti volume pupuk dikurangi 50%, sekitar 17-20% petani tidak bisa menggunakan kartu tani, petani hanya diberi pupuk satu kali tanam, alsintan yang sudah tua dan kekeringan akibat El Nino serta lainnya.

"Dalam meningkatkan produksi beras ini, dukungan dari kepada daerah sangat diperlukan. Beberapa hal seperti peringatan kesiapsiagaan kekeringan 2024, pompanisasi, optimasi lahan, subsidi pupuk 9,95 juta ton dan cetak sawah tiga juta hektare," tuturnya.

Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Langsung Ajak Kepala OPD Rapat Pulang Retret

Sedangkan dalam mengatasi polio di Kota Padang Panjang, pada 23 Juli mendatang akan dilaksanakan PIN Polio di Posyandu, Puskesmas dan Pos PIN yang disiapkan.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: