Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi: Filosofi Rumah Gadang Harus Dijiwai untuk Mengatasi Persoalan Sosial di Payakumbuh

Senin, 12 Agustus 2024, 09:37 WIB | Gaya Hidup | Kota Payakumbuh
Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi: Filosofi Rumah Gadang Harus Dijiwai untuk Mengatasi...
Ketua DPRD Sumbar, Supardi, dalam acara Penyuluhan Sosial yang berlangsung di Ajamjua, Payakumbuh, pada Rabu, 7 Agustus 2024. IST
IKLAN GUBERNUR

PAYAKUMBUH, binews.id -- Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Supardi, SH, menyampaikan pentingnya menghidupkan kembali filosofi budaya rumah gadang sebagai solusi dalam menghadapi berbagai persoalan sosial yang semakin kritis di Kota Payakumbuh. Hal ini disampaikannya dalam acara Penyuluhan Sosial yang berlangsung di Ajamjua, Payakumbuh, pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Dalam arahannya, Supardi menjelaskan bahwa rumah gadang bukan sekadar bangunan fisik, melainkan sebuah simbol yang sarat dengan makna filosofis yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan kesejahteraan hidup, baik dalam keluarga maupun masyarakat di Ranah Minang. Salah satu elemen penting dari rumah gadang yang ia soroti adalah keberadaan rangkiang, sebuah lumbung penyimpan hasil panen yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan bermasyarakat.

"Keberadaan rangkiang memberikan kita simbol penyimpanan hasil panen, tidak hanya untuk kebutuhan keluarga, tetapi juga untuk kaum dan nagari. Rangkiang ini mengajarkan kita pentingnya mempersiapkan cadangan pangan agar terhindar dari kelaparan di masa depan. Filosofi ini jelas terlihat dalam rangkiang si tanggung lapa, yang selalu menyediakan cadangan padi," ujar Supardi.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa rangkiang kaciak juga memiliki peran penting sebagai tempat menyimpan benih untuk ditanam kembali setelah panen. Hal ini mencerminkan sebuah siklus kehidupan yang berkesinambungan, di mana setiap tahap kehidupan telah dipersiapkan dengan baik.

Baca juga: Kota Padang Perkuat Ekonomi Kreatif Lewat Bimtek Branding Digitalisasi

"Nah, jika kita memahami filosofi ini, sebenarnya negeri kita tidak seharusnya mengenal masalah seperti gizi buruk, kelaparan, atau hutang yang mencekik. Sayangnya, makna rangkiang tampaknya tidak lagi menjiwai kehidupan masyarakat kita hari ini," ungkap Supardi dengan keprihatinan.

Selain itu, Supardi juga menyoroti elemen-elemen lain dari rumah gadang, seperti halaman luas, kolam, pohon beringin besar, dan surau yang memiliki makna filosofis mendalam. Semua elemen ini, menurutnya, mengandung isyarat penting tentang bagaimana seharusnya masyarakat Minang menjalani kehidupan yang seimbang dan harmonis.

"Jika semua orang Minang kembali menghayati dan mengamalkan filosofi rumah gadang, tentu berbagai persoalan sosial yang kita hadapi saat ini tidak akan menjadi begitu sulit untuk dipecahkan," jelasnya.

Supardi juga menyinggung beberapa persoalan sosial yang sedang dihadapi Kota Payakumbuh, antara lain tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan, perceraian, penyalahgunaan narkoba, dan kenakalan remaja. Menurutnya, faktor yang paling dominan mempengaruhi kondisi sosial masyarakat di Payakumbuh adalah tingginya tingkat pengangguran.

Baca juga: Perumdam Air Minum Tirta Serambi Raih Penghargaan TOP Digital Awards 2024

"Karena itu, harus ada upaya nyata untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia secara berkelanjutan. Ini bisa dilakukan melalui bimbingan teknis, penyuluhan sosial, dan pelatihan keterampilan yang diminati oleh masyarakat. Dengan demikian, aktivitas kreativitas masyarakat akan tumbuh dan dapat melahirkan produk serta lapangan kerja baru," harap Supardi.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: