Gubernur Mahyeldi Bersama Bupati Hendrajoni Tinjau Budidaya Lobster di Pantai Sungai Bungin

Kamis, 08 Mei 2025, 16:12 WIB | Peristiwa | Kab. Pesisir Selatan
Gubernur Mahyeldi Bersama Bupati Hendrajoni Tinjau Budidaya Lobster di Pantai Sungai...
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, bersama Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, meninjau langsung usaha budidaya lobster dan ikan kerapu di Pantai Sungai Bungin, Nagari Koto Nan Duo IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pessel. IST

PESSEL, binews.id -- Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, bersama Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, meninjau langsung usaha budidaya lobster dan ikan kerapu di Pantai Sungai Bungin, Nagari Koto Nan Duo IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Selasa (6/5/2025).

Kunjungan ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Reti Wafda, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Pessel, Firdaus, serta pejabat eselon II dan III dari Pemprov Sumbar dan Pemkab Pessel.

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Mahyeldi menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam mendorong sektor perikanan budidaya sebagai potensi unggulan daerah. Ia menyebutkan bahwa budidaya menggunakan sistem keramba jaring apung sangat cocok diterapkan di kawasan pesisir seperti Pesisir Selatan yang memiliki kondisi perairan yang mendukung.

Sumatera Barat, menurut Mahyeldi, dikenal sebagai salah satu daerah penghasil udang, lobster, dan ikan kerapu terbaik. Hal ini diperkuat dengan adanya penyaluran bantuan benih baby lobster sebanyak 700 ekor tujuh bulan lalu kepada petani setempat, yang kini menunjukkan pertumbuhan positif dalam keramba.

Untuk memastikan keberhasilan budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan membentuk kelompok-kelompok budidaya yang terdiri dari masyarakat lokal. Kelompok ini mendapatkan pelatihan teknis, mulai dari perawatan keramba, manajemen pakan, hingga keterampilan menyelam mengingat kedalaman keramba mencapai 12 meter. Dengan adanya kelompok ini, sistem kerja menjadi lebih terorganisir dan efektif, serta memudahkan penyaluran bantuan dan pendampingan teknis.

Selain peningkatan hasil panen, pembentukan kelompok budidaya juga membuka peluang pendapatan tambahan bagi masyarakat. Beberapa anggota kelompok kini mengembangkan usaha turunannya, seperti penyediaan benih, produksi pakan alami, hingga jasa wisata edukasi budidaya. Hal ini memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan, terutama bagi keluarga nelayan.

Mahyeldi menambahkan bahwa jika panen ikan kerapu bisa mencapai 10--15 ton, maka kapal pedagang dari luar bisa masuk dan meningkatkan arus perdagangan di wilayah tersebut. Adapun lobster, dengan harga jual mencapai Rp1,5 juta per ekor, menjadi komoditas unggulan bernilai tinggi yang harus dijaga kualitas dan keberlanjutannya.

Halaman:

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: