UNP Teken Kerja Sama Internasional dengan TFSU dan CIEF Tiongkok

TIONGKOK, binews.id -- Universitas Negeri Padang (UNP) secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama internasional dengan Tianjin Foreign Studies University (TFSU) dan Chinese International Education Foundation (CIEF) Tiongkok. Penandatanganan tersebut dilaksanakan Kamis (29/5), yang sekaligus menjadi tonggak penting dalam pendirian Pusat Pembelajaran Bahasa dan Budaya China di kampus UNP. Seluruh pembiayaan pendirian pusat ini akan didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan China.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan peresmian pemberian Merk Institut Konfusius kepada UNP, menjadikannya bagian dari jaringan pusat kebudayaan dan bahasa yang telah tersebar secara global. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tiongkok, Yudi Chatim, serta sejumlah pejabat tinggi dari ketiga lembaga. Dari pihak UNP hadir langsung Rektor Krismadinata, Ph.D, Senior Eksekutif Prof. Ganefri, Ph.D, dan Direktur Direktorat Kerja Sama dan Hubungan Internasional Prof. Rusnardi Rahmat Putra, M.Eng., Ph.D.
Sementara itu, dari delegasi Tiongkok hadir Rektor TFSU, Prof. Li Yingying, Wakil Ketua dan Sekretaris Jenderal Yayasan Pendidikan Bahasa Mandarin Internasional Zhao Lingshan, Ketua Komunis TFSU Zhou Honglei, dan Wakil Rektor TFSU Zhu Pengxiao. Acara berlangsung dalam suasana penuh semangat kolaborasi, menandai awal dari sebuah kerja sama jangka panjang yang strategis.
Rektor UNP Krismadinata, Ph.D, menyampaikan bahwa pendirian Institut Konfusius di UNP akan menjadi pusat pembelajaran yang dinamis, tidak hanya dalam hal pengajaran Bahasa Mandarin, tetapi juga sebagai sarana memperkenalkan budaya, sejarah, dan filsafat Tiongkok kepada sivitas akademika dan masyarakat luas. "Ini merupakan langkah konkret menuju cita-cita UNP sebagai universitas berkelas dunia," ujarnya.
Krismadinata juga mengungkapkan bahwa UNP telah menyiapkan beberapa rencana pengembangan program, termasuk pembukaan program studi Bahasa Mandarin, program pertukaran mahasiswa dan dosen, penelitian bersama (joint research), beasiswa dan pelatihan budaya, serta kelas Bahasa Mandarin untuk masyarakat umum di Sumatera Barat. Ia meyakini bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat nyata, tidak hanya bagi UNP dan TFSU, tetapi juga bagi hubungan bilateral Indonesia--Tiongkok.
Lebih lanjut, Rektor UNP menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia atas dukungan yang telah diberikan. Ia berharap, kerja sama serupa dapat terus tumbuh dan berkembang di berbagai bidang lainnya, demi mendorong inovasi dan kemajuan dunia pendidikan nasional.
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yudi Chatim, mengungkapkan pengalaman pribadinya yang penuh makna. Ia mengisahkan transformasi pandangannya terhadap Tiongkok yang berawal dari rasa skeptis menjadi rasa kagum, setelah secara langsung tinggal dan belajar di Wuhan pada tahun 2006. "Pengalaman itu mengubah persepsi saya 180 derajat. Ternyata banyak hal luar biasa yang saya temukan di sana," tuturnya.
Yudi menekankan pentingnya melihat dan mengalami langsung suatu negara dan budayanya, alih-alih hanya mengandalkan berita atau stereotip yang berkembang. Ia mengutip pepatah Tiongkok, bi wn b r y jin yang berarti "mendengar seratus kali masih kalah dengan melihat satu kali". Menurutnya, pengalaman langsung adalah cara terbaik untuk membangun pemahaman lintas budaya yang lebih utuh dan adil.
Lebih jauh, Yudi menyampaikan bahwa saat ini Tiongkok telah menjadi salah satu tujuan studi terbaik di dunia. Universitas-universitas di Tiongkok kini menawarkan program internasional yang berkualitas tinggi, serta membuka peluang beasiswa luas bagi mahasiswa dari berbagai negara. "Kami di KBRI Tiongkok berkomitmen untuk memfasilitasi peluang-peluang seperti ini," imbuhnya.
Ia berharap, melalui kehadiran Institut Konfusius Minangkabau di UNP, akan terjalin sinergi kuat antara dunia pendidikan, dunia usaha dan industri, serta pemerintah daerah dan masyarakat. Harapannya, kemitraan ini akan menghasilkan SDM unggul yang berdaya saing global dan membawa kemaslahatan bagi komunitas lokal.
Pendirian Institut Konfusius di UNP ini juga menambah jumlah lembaga serupa di Indonesia yang terus bertumbuh. Hingga kini, tercatat sudah ada sembilan Institut Konfusius yang tersebar di berbagai daerah. Pada awal 2010, hanya terdapat enam CI di Indonesia, di antaranya di UNTAN (Kalimantan), UNHAS (Sulawesi), Maranatha University, Universitas Al Azhar Indonesia, UNESA, dan Universitas Negeri Malang.
Penulis: Imel
Editor: Imel
Berita Terkait
- Warga dan Pelajar Indonesia di Singapura Antusias Sambut Kedatangan Presiden Prabowo
- UNP Jalin Kerja Sama dengan Lima Universitas di Australia, Tingkatkan Kompetensi Guru di Era Digital
- UNP Bersinar di QS Higher Ed Summit: Middle East 2024 di Uni Emirat Arab
- Dipimpin Rektor Prof Ganefri, UNP Goes Internastional QS China Summit 2024
- Rektor Universitas Al-Quds Palestine Kunjungi Booth Stand UNP di EURIE Istanbul