Silat Tradisional Bertransformasi: Dari Warisan Budaya ke Industri Hiburan dan Wisata

Jumat, 28 Maret 2025, 16:32 WIB | Olahraga | Kota Padang
Silat Tradisional Bertransformasi: Dari Warisan Budaya ke Industri Hiburan dan Wisata
Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Krismadinata, S.T., M.T., Ph.D.,

Padang, binews.id— Seni bela diri pencak silat tradisional dinilai perlu mengalami transformasi besar untuk menjawab tantangan zaman. Tidak sekadar dipertahankan sebagai warisan budaya, silat juga berpotensi dikembangkan menjadi bagian dari industri hiburan dan pariwisata yang bernilai tinggi.

Hal ini disampaikan oleh Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Krismadinata, S.T., M.T., Ph.D., dalam wawancara bersama Khazminang.id, Rabu (26/3) sore. Ia menegaskan bahwa sudah saatnya silat tidak lagi terkungkung oleh sekat-sekat aliran atau kelompok tertentu.

"Silat tradisional jangan hanya jadi simbol warisan. Kita harus mampu membawanya ke dunia hiburan dan wisata. Pertunjukan teatrikal berbasis silat, misalnya, bisa membuka jalan baru agar silat lebih dikenal dan diterima oleh masyarakat luas," ujarnya.

Krismadinata mencontohkan bagaimana silat dapat dikemas dalam bentuk pertunjukan teater yang memadukan seni bela diri, drama panggung, pencahayaan dramatis, dan musik tradisional. Konsep seperti ini menurutnya terbukti mampu memikat penonton lokal maupun mancanegara.

"Dengan panggung spektakuler, cerita menarik, dan koreografi yang apik, silat bisa tampil sebagai seni pertunjukan yang tak hanya menyentuh secara emosional tapi juga artistik. Ini juga akan membuka peluang dukungan sponsor dan kolaborasi industri kreatif," tambahnya.

Selain bentuk pertunjukan, wisata berbasis silat juga dinilai potensial. Wisatawan, baik lokal maupun asing, bisa diajak untuk mengikuti kelas singkat pencak silat, mempelajari gerakan dasar sekaligus memahami filosofi dan nilai-nilai luhur di balik seni bela diri ini.

UNP, menurut Krismadinata, siap mendukung gagasan tersebut melalui Fakultas Bahasa dan Seni, khususnya Program Studi Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik). Prodi ini memiliki SDM dan kapasitas untuk melakukan kolaborasi riset, pertunjukan, hingga pengembangan atraksi wisata berbasis budaya.

"Kita sangat terbuka untuk kerja sama. Sendratasik bisa berperan dalam koreografi silat, penulisan naskah teater bertema legenda pendekar Nusantara, penggarapan musik pengiring, hingga pelatihan drama dan tari berbasis silat," jelasnya.

Dukungan terhadap ide ini juga datang dari Prof. Indrayuda, Ph.D., pengamat budaya dan pegiat pencak silat. Ia menilai langkah ini sebagai strategi efektif untuk mempopulerkan pencak silat di era modern.

"Silat yang dikemas sebagai hiburan dan atraksi wisata akan menarik minat generasi muda dan wisatawan asing. Ini bukan hanya pelestarian budaya, tapi juga penguatan ekonomi kreatif," ungkapnya.

Menurut Prof. Indrayuda, berbagai festival budaya internasional telah mulai mengadopsi konsep serupa. Dengan dukungan pemerintah, perguruan tinggi, dan komunitas budaya, tren silat sebagai seni pertunjukan akan semakin berkembang dan mendapat tempat strategis di kancah global.

Halaman:

Penulis: Imel
Editor: Imel

Bagikan: