Semangat Anasrizal Bersama Semen Padang Bawa Baceno dari Minus jadi Miliarder
"Saya rasa tak hanya saya yang megalami hal seperti itu, pelaku usaha lainnya juga demikian. Namun saya terus sabar dan tak mau menyerah," katanya. Merasa tak ada kemajuan, akhir 1997 ia pun pindah ke Jalan Veteran. Aura usaha pun mulai bersinar di tempat yang baru. Bahkan, satu persatu pelanggan pun didapat.
Kendati begitu, keuntungan yang didapat hanya cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari, dan belum bisa digunakan untuk menambah modal usaha. Tak sampai satu tahun lamanya di tempat yang baru, tawaran dari sebuah distributor tas di Pasar Raya Padang pun datang dan mereka siap mendukung semua kebutuhan bahan baku untuk membuat tas, asalkan semua tas yang diproduksi harus dijual kepada distributor tersebut.
Tawaran tersebut dengan senang hati langsung diterima Anasrizal. "Tapi untungnya kecil, karena semua kebutuhan seperti bahan baku untuk tas itu harganya naik 5 persen untuk 1 bulan. Meski begitu, saya gak pikir panjang menerima tawaran tersebut. Namanya merintis harus seperti itu," bebernya.
Jadi Mitra Binaan CSR Semen Padang
Usaha Anasrizal untuk merintis konveksi tas terus menampakkan hasil. Bahkan, Ia pun terus intens mencari pinjaman modal usaha kepada berbagai bank. Namun karena prosesnya cukup rumit, keinginan untuk mendapatkan pinjaman dari bank gagal, hingga akhirnya di tahun 2003, dirinya mendapat informasi adanya pinjaman lunak dari Semen Padang.
Namun ketika itu, Ia pun tidak tahu bagaimana carannya, dan gak tahu kemana dan kepada siapa bertanya tentang pinjaman lunak dari Semen Padang tersebut. Bahkan beberapa pelaku usaha yang mengaku mendapat pinjaman modal dari Semen Padang, juga enggan menunjukkan bagaimana proses peminjamannya. "Begitulah sulitnya, minta tunjuk ajar pun orang tak mau ketika itu," kenangnya.
Meski tak ada yang mau memberitahu, yang namanya rezeki sudah ada yang mengatur. Di awal tahun 2004, Anasrizal bertemu denan seorang karyawan PT Semen Padang yang sudah pensiun beberapa tahun lalu. Namanya Syafrizal, dan dia merupakan teman sekolah adiknya.
"Saya bertemu Syafrizal saat dia hendak makan siang di rumah makan samping tempat usaha saya ini. Kemudian saya disapanya dan diajak makan. Saya menolak ketika itu. Setelah usai makan, didatangi saya dan ngobrol-ngobrol. Awalnya saya lupa dengan Safrizal, tapi setelah disebut dia teman adik saya Aziz, saya jadi ingat," ujarnya.
Anasrizal kemudian menanyakan kepada Syafrizal kerjanya di mana. Kemudian dia jawab di Semen Padang, sehingga dirinya langsung menanyakan soal program pinjaman lunak di Semen Padang. Gayung pun bersambut, ternyata Syafrizal merupakan orang yang tepat di saat dirinya sedang membutuhkan bantuan pinjaman lunak untuk memodali usahanya.
"Pinjaman lunak di Semen Padang itu ternyata bagian dari pekerjaan Syafrizal. Dengan senang hati, Syafrizal langsung membantu saya, termasuk membantu membuatkan surat permohonan pinjaman modal usaha ke Semen Padang," katanya.
Sejak 2004 hingga sekarang, sudah lima kali Anasrizal mendapatkan pinjaman modal usaha dari CSR Semen Padang. Pada pinjaman pertama tahun 2004, yaitu sebesar Rp7 juta dengan lama cicilannya 2 tahun. Semua pinjaman itu dimanfaatkannya untuk beli bahan tas.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Sumbar Catat Deflasi 0,24% pada November 2025, Harga Cabai Merah Turun Tajam
- Pemprov Sumbar Gelar Gerakan Pangan Murah untuk Stabilkan Harga Pasca Bencana
- Inflasi Tinggi dan Kredit Melambat, BI Sumbar Soroti Ketahanan Ekonomi Daerah
- Dampak Luapan Banjir, KAI Divre II Sumbar Sementara Lakukan Pengalihan Lintas Perjalanan Kereta Api
- Hadapi Lonjakan Mobilitas Akhir Tahun, KAI Divre II Sumbar dan KAPM Tingkatkan Kesadaran Keselamatan di Perlintasan Sebidang








