Anggota DPR RI Nevi Zuairina Sebut Impor Beras 1 Juta Ton Mubazir

Senin, 15 Maret 2021, 19:42 WIB | Ekonomi | Nasional
Anggota DPR RI Nevi Zuairina Sebut Impor Beras 1 Juta Ton Mubazir
Anggota Komisi VI DPR RI, Nevi Zuairina
IKLAN GUBERNUR

JAKARTA, binews.id -- Anggota Komisi VI DPR, Nevi Zuairina menanggapi rencana pemerintah yang akan membuka kran impor beras sebesar 1 juta ton dalam waktu dekat. Rencana ini dinilai sebagai kebijakan yang kontradiksi atau bertolak belakang dengan situasi yang seharusnya.

Nevi berpendapat bahwa semua data menunjukkan bahwa stok beras dan semua prediksi pada beberapa bulan ke depan sangat aman sehingga tidak ada alasan untuk membuka kran impor sebesar 1 juta ton dalam waktu dekat.

"Kementerian perdagangan mesti sinkron dengan kementerian teknis dalam hal ini Kementan. Bahkan data BPS menunjukkan stok beras nasional hingga akhir Desember 2020 sebanyak 7.389.575 ton. Sebentar lagi kan panen raya, untuk apa impor sejuta ton ini?" kata Nevi.

Politisi PKS ini sudah mulai melihat gejolak di masyarakat yang menentang rencana impor beras ini. Bahkan yang sangat miris menurut dia adalah adanya petani yang dalam satu kawasan mengeluh gabahnya di hargai Rp1.400 per Kg.

Baca juga: Kota Padang Perkuat Ekonomi Kreatif Lewat Bimtek Branding Digitalisasi

"Seharusnya pemerintah lebih mementingkan menyelamatkan petani dengan membeli gabah mereka dengan harga yang layak sesuai HET. Ini kok malah impor kan jelas merupakan sebuah kontradiksi kebijakan tata niaga," ujar Nevi.

Legislator asal Sumatera Barat II ini meminta kepada pemerintah melalui kementerian perdagangan agar mempertimbangkan kembali agar membatalkan rencana importasi beras ini.

Ia mendorong pemerintah melalui Bulog agar menyerap gabah petani dengan masif. Karena kebijakan ini akan membawa banyak kebaikan, yakni menyelamatkan petani, Memenuhi stok cadangan beras nasional, dan tidak berlebihan dalam penyimpanan beras dalam jumlah terlalu banyak yang berakibat kadaluarsa karena lambat terserap ke end user.

"Tahun 2019 kan sudah jadi pelajaran adanya 20 ribu ton beras yang kadaluarsa. Bahkan pada saat itu beras-beras terancam membusuk di gudang-gudang logistik. Ini kan selain mubazir uang negara, juga sangat miris terhadap situasi masyarakat terutama petani yang seharusnya kesejahteraannya meningkat tapi melambat akibat ketidak efisienan dampak kebijakan," jelas Nevi.

Baca juga: Penyaluran Kredit di Sumatera Barat Didominasi Pembiayaan Konsumsi

Nevi mengatakan, semua lembaga sudah memprediksi akan ada kenaikan produksi beras dari januari hingga April. Mulai dari BPS, Kementan, bahkan lembaga non pemerintah memprediksi produksi beras RI pada 2021 akan mencapai angka kecukupan dibanding tahun lalu.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: