Dua Kota di Sumatera Barat Mengalami Deflasi pada Juni 2021

PADANG, binews.id -- Sumatera Barat tercatat mengalami deflasi yang rendah pada Juni 2021. Berdasarkan rilis resmi statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum di Sumatera Barat pada Juni 2021 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,17% (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi Mei 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm).
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat, Wahyu Purnama A, mengatakan, secara spasial, pada Juni 2021 Kota Padang mengalami deflasi sebesar -0,16% (mtm) menurun dibandingkan Mei 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm). Realisasi inflasi Kota Padang menjadikannya kota dengan nilai deflasi terdalam ke-7 dari 14 kota yang mengalami deflasi di Sumatera serta menjadi peringkat ke-36 dari 56 kota deflasi di tingkat nasional.
Sejalan dengan itu, katanya, pada Juni 2021 Kota Bukittinggi tercatat deflasi sebesar -0,26% (mtm) menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,26% (mtm). Secara regional kawasan Sumatera, Kota Bukittinggi berada pada urutan ke-4 dari 14 kota yang mengalami deflasi dan menduduki peringkat ke-22 deflasi terdalam dari 56 kota yang mengalami deflasi secara nasional.
"Secara tahunan, inflasi Juni 2021 tercatat sebesar 1,74% (yoy), atau relatif tetap jika dibandingkan dengan realisasi Mei 2021 yang sebesar 1,74% (yoy). Sementara itu, secara tahun berjalan Januari s.d Juni 2021 inflasi Sumatera Barat tercatat sebesar 0,07% (ytd), menurun dibandingkan realisasi Mei 2021 yang inflasi sebesar 0,24% (ytd). Realisasi ini tercatat lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi tahun berjalan pada Juni 2020 yang sebesar 0,44% (ytd)," ujarnya.
Deflasi Sumatera Barat pada Juni 2021 terutama disumbang oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan nilai deflasi sebesar -0,75% (mtm) dan andil -0,23 (mtm). Deflasi pada kelompok ini disebabkan oleh penurunan harga pada komoditas cabai merah, bawang merah, dan jeruk dengan sumbangan deflasi masing-masing sebesar -0,22%; -0,08%; -0,02% (mtm).
Komoditas cabai merah dan bawang merah tercatat mengalami penurunan harga, karena melimpahnya pasokan pasca panen raya di wilayah Sumbar dan kecukupan pasokan dari luar daerah.
Sementara itu komoditas jeruk mengalami penurunan harga akibat kecukupan pasokan dan relatif stabilnya permintaan.
Di sisi lain, lanjutnya, komoditas rokok kretek filter tercatat memberikan andil inflasi pada bulan Juni 2021 sebesar 0,03% (mtm) didorong oleh kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5% di tahun 2021 yang mendorong kenaikan harga rokok secara gradual di tingkat eceran.
Baca juga: Gerakan Menanam Cabai di Padang Panjang Diapresiasi Kemendagri
"Kelompok transportasi juga turut mengalami deflasi pada Juni 2021 dengan nilai deflasi sebesar -0,32% (mtm) dan andil -0,05% (mtm). Deflasi pada kelompok transportasi disebabkan oleh penurunan tarif angkutan udara dengan andil deflasi -0,07% (mtm) dan penurunan tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi sebesar -0,02% (mtm)," katanya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Ekspor Sumbar Alami Peningkatan, Ini Barang Paling Banyak Diekspor
- Usung Tema Rise Stronger di HUT ke-112, Semen Padang Terus Bangkit dan Menjadi Lebih Kuat
- Wamentan Sebut Selama Pandemi, Tiga Juta Petani Bertambah
- Harga Minyak Goreng Melambung, Nevi Zuairina Minta Perlindungan Konsumen Rumah Tangga Dalam Negeri
- Ini Cara untuk Menjadi Entrepreneur Sukses Kata Wagub Sumbar