Jadi Tertinggi di Asia Tenggara, BEI Catatkan 28 Saham Baru Saat PPKM

PADANG, binews.id --PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mencatatkan 28 saham baru tertinggi di Asia Tenggara. Catatan ini menjadi luar biasa karena terjadi masih dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa wilayah di Indonesia.
"Pemerintah tetap melakukan percepatan pemulihan ekonomi, meski saat ini masih di masa pandemi Covid -19 dengan beberapa daerah dilaksanakan PPKM. Tapi dari segi saham kita tercatat hingga 9 Agustus lalu menjadi tertinggi di Asia Tenggara. Ada 28 saham baru yang tercatat, diikuti 21 saham baru di Malaysia, 20 saham baru di Thailand, 5 saham baru di Singapura, dan 3 saham baru di Filipina," ujar Kepala BEI Sumbar, Early Saputra, saat workshop dengan media lewat aplikasi zoomSenin (30/8/2021).
Selain itu, terdapat pula 3 obligasi baru, 1 Exchange-Traded Fund (ETF) baru dan 1 Efek Beragun Aset (EBA) baru yang tercatat di BEI. "Bahkan, pada 6 Agustus lalu, PT Bukalapak.com Tbk (kode saham: BUKA) resmi membuka lembaran sejarah baru bagi Pasar Modal Indonesia dengan tercatat di BEI sebagai Perusahaan Start-up Teknologi Unicorn pertama di Indonesia," ungkapnya.
Ditambahkannya, meskipun pada situasi pandemi Covid-19 ternyata tidak menyurutkan minat investor untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia.
Baca juga: Awal Tahun 2025 Investor Pasar Modal Lampaui 15 Juta
"Jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 6 Agustus yang terdiri atas investor saham, reksa dana dan surat utang telah tumbuh lebih dari 50 persen menjadi 5,8 juta investor dibandingkan dengan akhir tahun 2020," terangnya.
Sambungnya, dari jumlah tersebut, 2,6 juta merupakan investor saham. Sementara jika dilihat komposisi investor berdasarkan aktivitas transaksi per Juli 2021, Investor Ritel membukukan aktivitas transaksi yang besar yakni mencapai porsi 59,1 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian, sementara sisanya dimiliki oleh Investor Institusi. Sedangkan Investor Syariah telah mencapai 100 ribu investor per akhir Juli.
"Semua pencapaian ini tentunya merupakan kerja keras seluruh stakeholders yang tetap memberikan kontribusi dalam memajukan pasar modal Indonesia," tukasnya.
Di sisi lain, analisis saham dari Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus, mengingatkan, investor pemula dalam menanamkan uang di pasar modal dengan memperhatikan analisis fundamental dan teknikal.
Baca juga: Lampaui Jumlah Pengunjung Tahun Lalu, 43 Ribu Pengunjung Ramaikan CMSE 2024
"Jadi, jangan hanya ikut-ikutan semata, kalau untuk investasi jangka panjang gunakan analisis fundamental dan jika trading pakai analisis teknikal," pungkasnya. (*/Mel)
Penulis: Putri
Editor: Adrian Tuswandi
Berita Terkait
- Ekspor Sumbar Alami Peningkatan, Ini Barang Paling Banyak Diekspor
- Usung Tema Rise Stronger di HUT ke-112, Semen Padang Terus Bangkit dan Menjadi Lebih Kuat
- Wamentan Sebut Selama Pandemi, Tiga Juta Petani Bertambah
- Harga Minyak Goreng Melambung, Nevi Zuairina Minta Perlindungan Konsumen Rumah Tangga Dalam Negeri
- Ini Cara untuk Menjadi Entrepreneur Sukses Kata Wagub Sumbar