Meski Pandemi Terkendali, Satgas : Bukan Alasan Untuk Euforia

JAKARTA, binews.id -- Indonesia terbilang cukup baik dalam mengatasi lonjakan kedua pandemi Covid-19 pada Juli lalu. Terbukti dengan terus menurunnya kasus yang minggu ini telah berlangsung selama 11 minggu berturut-turut. Serta sejumlah kebijakan yang diterapkan pemerintah berhasil menekan kasus dalam lonjakan kedua yang berlangsung dalam kurun waktu 2 bulan.
Juru Bicara Satgas Penangnanan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan kasus yang terkendali saat ini bukan alasan bagi pemerintah dan masyarakat untuk lengah agar terhindar dari lonjakan ketiga akibat aktivitas masyarakat yang berangsur normal. Untuk mencegahnya, Indonesia terus belajar dari pengalaman keberhasilan penanganan beberapa negara yang secara cepat mengatasi lonjakan kedua dan ketiga, seperti India, Jepang, Vitnam dan Turki.
"Kecepatan dan ketepatan penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh sebuah negara mengindikasikan ketahanan sistem kesehatannya, serta kemampuan adaptasi seluruh lapisan masyarakatnya terhadap permasalahan kesehatan," Wiku memberi Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19, Kamis (7/10/2021) yang juga disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Lebih jelasnya, pertama, kasus di India sempat meningkat tajam dalam lonjakan kedua dibandingkan lonjakan pertama. Bahkan kasus harian bertambah hingga 414.433 kasus per hari. Namun, kenaikan selama 3 bulan ini akhirnya berhasil turun hingga mencapai 90% dalam waktu 2 bulan. "Penurunan ini terus bertahan hingga saat ini, yang menandakan penurunan telah bertahan selama 5 bulan, imbuh Wiku.
Baca juga: KAI Divre II Sumbar Gelar Ramp Check untuk Pastikan Keselamatan dan Kenyamanan Angkutan Lebaran
Kedua, Jepang pada lonjakan kasus ketiga kasus naik sangat tajam jika dibandingkan lonjakan pertama dan kedua. Lonjakan ketiga berlangsung 1 bulan dengan kenaikan kasus hingga 26.121 kasus per hari. Setelahnya, kasus dapat turun sebesar 98% dalam waktu 2 bulan.
Ketiga, Vietnam meski sempat menjadi negara dengan penanganan terbaik di dunia dan hampir berhasil mengeradikasi Covid-19 sepanjang tahun 2020 dan awal 2021. Namun, tiba-tiba kasusnya melonjak selama 2 bulan hingga mencapai puncak, dan kemudian berhasil turun 73% dalam waktu 2 bulan.
Keempat, Turki, dimana kasusnya naik selama 3 bulan, kemudian berhasil turun 93% dalam waktu 3 bulan. Namun sayangnya, saat ini kasusnya kembali menunjukkan peningkatan.
Dari pengalaman keempat negara tersebut, Indonesia terlihat lebih baik dari India dan Turki. Kedua negara ini membutuhkan waktu 3 bulan untuk mengatasinya, sementara Indonesia hanya dalam waktu 2 bulan berhasil mengatasi. Akan tetapi, dari besaran penurunan kasusnya, Indonesia bersaing dengan Jepang, dengan angka penurunan yang sama, sebesar 98%. Sementara negara-negara lain seperti Vietnam di angka 73%, India 90% dan Turki 93%.
Baca juga: KAI Divre II Sumbar Imbau Masyarakat Tidak Ngabuburit di Jalur Kereta Api Demi Keselamatan
"Perbedaannya, Indonesia sebagai negara besar membutuhkan waktu lebih lama mencapai 98% penurunan, yaitu 3 bulan. Dibandingkan Jepang hanya butuh waktu 2 bulan," katanya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Mahasiswa S3 Ilmu Lingkungan UNP Laksanakan Praktik Kerja Lapangan di Kepulauan Riau
- Hj. Nevi Zuairina Minta Ada Transformasi Kesehatan dan Pariwisata di KEK Sanur
- PP IPPNU X Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama Gelar Peer Educator Cegah Stunting
- Gubernur Mahyeldi, Direktur dan Rektor UNP Temui Wapres Usulkan Pengembangan RSAM Bukittinggi
- Bio Farma Ajak Perempuan di Kalimantan Tengah Cegah Kanker Serviks
Progul Dokter Warga Mulai Layani Masyarakat Kota Padang
Kesehatan - 24 Februari 2025
Jaga Kesehatan Pegawai, KAI Divre II Sumbar Gelar Medical Check Up
Kesehatan - 19 Februari 2025
Mahyeldi Jalani Medical Check-Up di RS Unand Jelang Pelantikan
Kesehatan - 14 Februari 2025
KAI Divre II Sumbar Gelar Pengobatan Gratis terhadap 228 Pensiunan
Kesehatan - 10 Februari 2025