Neraca Perdagangan Kembali Surplus USD 4,37 Miliar

Rabu, 20 Oktober 2021, 12:39 WIB | Ekonomi | Nasional
Neraca Perdagangan Kembali Surplus USD 4,37 Miliar
Ekonomi. IST
IKLAN GUBERNUR

Pada September 2021, beberapa produk masih unggulan Indonesia mengalami peningkatan ekspor. Produk tersebut adalah nikel dan barang daripadanya (HS 75) naik signifikan 98,68 persen; bubur kayu (HS 47) 31,72 persen; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) 20,87 persen; bahan kimia organik (HS 29) 17,30 persen; serta besi dan baja (HS 72) 16,24 persen.

Peningkatan nilai ekspor kelima produk tersebut ditunjang peningkatan harga dan permintaan di pasar internasional yang ditunjukkan adanya peningkatan volume ekspor. Secara kumulatif, ekspor Januari—September 2021 tercatat sebesar USD 164,20 miliar, naik 40,38 persen (YoY). Peningkatan ini dipengaruhi ekspor nonmigas naik menjadi USD 155,46 miliar atau naik 39,84 persen (YoY). Peningkatan diikuti ekspor migas yang naik menjadi USD 8,82 miliar atau naik 50,70 persen (YoY).

Pada periode tersebut, beberapa produk utama Indonesia mengalami peningkatan ekspor. Produk tersebut antara lain bijih, terak, dan abu logam (HS 26) sebesar 151,74 persen; besi dan baja (HS 72) naik 96,20 persen; berbagai produk kimia (HS 38) 84,09 persen; lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) 73,00 persen; dan bahan bakar mineral (HS 27) 69,44 persen. Impor Seluruh Golongan Penggunaan Barang.

Baca juga: Persaingan Semen Nasional Makin Ketat, PT Semen Padang Tingkatkan Kinerja Ekspor

Melemah Sementara itu, nilai impor Indonesia pada September 2021 tercatat sebesar USD 16,23 miliar. Nilai ini turun 2,67 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM), namun naik 40,31 persen dibanding tahun sebelumnya (YoY). Penurunan impor didorong impor migas yang turun 8,90 persen (MoM) dan nonmigas yang turun 1,80 persen (MoM).

Meskipun turun dibanding Agustus 2021, penurunan tersebut masih relatif kecil dan tidak mencerminkan penurunan permintaan terhadap industri di dalam negeri. Struktur impor Indonesia selama September 2021 masih didominasi bahan baku/penolong sebesar 74,51 persen yang turun 2,27 persen.

Sedangkan pangsa impor barang modal tetap sebesar 14,47 persen dan nilainya turun 2,67 persen (MoM). Adapun pangsa impor barang konsumsi tercatat sebesar 11,02 persen dan nilainya turun 5,28 persen (MoM). Beberapa produk impor nonmigas yang mengalami penurunan pada September 2021, antara lain gula dan kembang gula (HS 17) sebesar 33,09 persen, ampas/sisa industri makanan (HS 23) 27,64 persen (MoM); produk tembaga (HS 74) 21,12 persen; aluminium dan produknya (HS 76) 20,86 persen; dan berbagai produk kimia (HS 38) 19,34 persen.

Sedangkan dari sisi negara mitra, penurunan terbesar berasal dari Brasil turun 30,11 persen; Arab Saudi turun (25,82 persen), India (22,39 persen), Filipina (20,44 persen), dan Hongkong (18,61 persen). Secara kumulatif, periode Januari—September 2021 total impor Indonesia mencapai USD 139,22 miliar atau naik 34,27 persen secara tahunan (YoY).

Pertumbuhan impor tersebut ditopang lonjakan impor migas sebesar 62,36 persen (YoY) dan impor nonmigas 31,07 persen (YoY). Adapun beberapa produk impor nonmigas utama yang mengalami pertumbuhan yang signifikan pada periode tersebut, antara lain produk farmasi (HS 30) naik 220,72 persen; bijih, terak, dan abu logam (HS 26) 167,90 persen; bahan bakar mineral (HS 27) naik 93,72 persen; besi dan baja (HS 72) naik 67,96 persen; dan ampas/sisa industri makanan (HS 23) 42,91 persen. (*/bi)

Halaman:
1 2
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: