Semen Padang Gelar Webinar Kewirausaaan dan Kompetisi 'Business Plan' Berhadiah Total Rp53 Juta
Sebelum menjadi Wakil Gubernur Sumbar, Audy mengatakan bahwa dirinya memang seorang entreprenuer dan itu karena pengaruh orangtuanya yang memulai usaha dari nol. "Ayah saya hanya lulusan SMA yang memulai usaha dari bawah. Alhamdulilah, usahanya maju berkembang hingga saat ini," bebernya.
Modal terbesar menjadi entreprenuer itu adalah jaringan (network). Sementara modal untuk memulai bisnis ada pada nomor sekian. "Pengusaha-pengusaha besar di Indonesia dan dunia mereka bisnis tidak pakai uangnya sendiri, karena salah satu modal terbesar untuk berusaha itu adalah network," katanya.
"Untuk menjadi entreprenuer itu kita harus kenal banyak orang, banyak membaca. Kesalahan paling sering dialami pebisnis muda yang baru mulai berbisnis adalah tidak memiliki 'know how' dan ini level terbawah dari ilmu. Untuk berbisnis, paling tidak kita harus tahu dulu know how-nya,"ujar Audy.
Baca juga: Menaker Imbau Masyarakat Lebih Selektif Memilih Informasi Kerja di Luar Negeri
"Setelah kita tahu know how-nya, barulah kita meningkat ke knowledge yang merupakan technical-nya, seperti manajerial SDM, keuangan dan operasional, meskipun bisnisnya simple. Karena, kegagalan di bisnis bukan karena tidak punya uang, atau kurang modal, tapi ketidak mampuan manajerial," imbuh Audy.
Terkait generasi muda yang akan dan telah memulai menjadi entreprenuer, Audy menyampaikan bahwa generasi muda atau milenial adalah generasi yang bergerak cepat, sangat dinamis, inspiratif, inovatif dan lainnya. Namun, salah satu kelemahan generasi milenial adalah mereka ingin sukses secara instans.
"Padahal, menjadi entreprenuer itu harus ada perjuangan dan jangan takut gagal, karena di bisnis pasti ada kegagalan. Entreprenuer muda, harus pandai membaca peluang bisnis. Untuk itu, di samping bergaul dengan banyak orang, disiplin dan banyak membaca, entreprenuer muda juga harus bisa mengelola emosi," bebernya.
Kepada para peserta webinar yang ingin sukses menjadi entreprenuer, Audy pun berpesan agar para peserta tetap semangat, berpikir positif, selalu berbuat baik pada semua orang dan jadilah pemuda-pemudi yang pintar yang bisa memberikan ide untuk semua orang. "Jangan menjadi pemuda-pemudi yang lemah mental," kata Audy.
Founder and CEO dari Foresthree Coffee dan Esteh Indonesia, Haidhar Wurjanto, mengungkapkan pengalaman suksesnya mengelola bisnisnya yang kini menggurita.
Pria kelahiran New Zealand 12 Januari 1990 itu mengaku merintis usaha sejak berusia 18 tahun dengan berjualan pulsa dan chasing handphone, serta jualan masakan Jepang di gerobakan.
Meski usaha tersebut gagal, namun pemenang kompetisi Wira Usaha Muda Mandiri 2013 kategori Boga itu tidak kehilangan semangat. Ia terus belajar untuk mengupdate diri dan tidak pernah menyerah dengan kegagalan demi kegagalan yang dialaminya. "Jadi entreprenuer itu harus tahan mental, siap menerima kebangkrutan. Pokoknya kita harus siap, itu kuncinya kalau ingin jadi entreprenuer," katanya.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Sumbar Catat Deflasi 0,24% pada November 2025, Harga Cabai Merah Turun Tajam
- Pemprov Sumbar Gelar Gerakan Pangan Murah untuk Stabilkan Harga Pasca Bencana
- Inflasi Tinggi dan Kredit Melambat, BI Sumbar Soroti Ketahanan Ekonomi Daerah
- Dampak Luapan Banjir, KAI Divre II Sumbar Sementara Lakukan Pengalihan Lintas Perjalanan Kereta Api
- Hadapi Lonjakan Mobilitas Akhir Tahun, KAI Divre II Sumbar dan KAPM Tingkatkan Kesadaran Keselamatan di Perlintasan Sebidang








