Setelah Covid Landai, Andani: Reformasi Ketahanan Kesehatan

Andani tegas menyatakan bahwa jika pola penanganan seperti ini akan cukup berbahaya bagi Sumbar atau Indonesia sekalipun jika yang masuk virus dengan fatalitas yang tinggi. "Kita perlu belajar dari kondisi yang terjadi saat ini," ujarmya.
Berkaca kondisi pandemi COVID-19 kekinian di Sumbar khususnya dan Indonesia umumnya, kata Andani perlu mempersiapkan ketahanan dalam menghadapi ledakan kasus COVID 19 atau bencana pandemi biologi lainnya.
Andani mengistilahkan sebagai Reformasi Ketahanan Kesehatan Indonesia. Konsep ini telah dirancang dan dimatangkan di Kementerian Kesehatan. "Reformasi ketahanan kesehatan harus mendesak dilakukan , konsep ketahanan ini bertujuan dalam membangun kesiapan kita menghadapi resiko pandemi atau wabah kedepan," ujar Andani.
Pondasinya dari Reformasi Ketahanan Kesehatan kata Andani Eka Putra adalah menyiapkan komponen, terpenting pemberdayaan masyarakat. "Jujur kita akui di era pandemi COVID 19, kita gagal memberikan pemahaman kepada masyarakat, sehingga banyak hal yang tidak bisa dituntaskan dengan segera. Poin lain yang harus menjadi perhatian adalah ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan laboratorium, pengelolaan sumber daya manusia, sistem anggaran, sistem manajemen bencana, sistem logistik, dan pengendalian pada pintu masuk. Prinsip mitigasi ini pada dasarnya hampir sama dengan yang dirancang dengan mitigasi bencana alam. Masyarakat harus siap terhadap kemungkinan terjadinya bencana, baik alam maupun biologi," ujar Andani jelas Reformasi Ketahanan Kesehatan
Ketahananan lelayanan kesehatan terkait laboratorium dan fasilitas layanan kesehatan bertujuan menyediaan laboratorium yang mampu melakukan diagnosis dini, pemeriksaan cepat dan akurat serta rumah sakit yang mampu menangani pasien sedang atau berat.
"Coba kita lihat saat Pandemi, banyak rumah sakit tidak sanggup menangani pasien berat, kalau kita di Sumatera Barat, rumah sakit daerah banyak merujuk pasien ke RSUP M. Djamil, seringkali sudah terlambat dan berakhir dengan kematian. Ruangan rumah sakit tidak sesuai dengan standar infeksi, dan lain sebagainya,"ujar Andani.
Di Indonesia, pada era pandemi ini laboratorium berdiri bak jamur dimusim hujan, dengan misi berbeda-beda, kapasitas laboratorium hanya 150-200 testing per hari. Andani menambahkan bahwa laboratorium yang terlalu banyak agak menyulitkan dalam menjamin kualitas kerja, idealnya dibangun laboratorium yang bersifat sentralistik, dengan kapasitas 3.000-4.000 test per hari, sehingga dengan cara ini tidak perlu banyak laboratorium yang dibangun dalam satu daerah.
"Betapa tidak efisien jika kita harus membayar gaji banyak orang karena laboratorium banyak, namun testing sedikit. Sumbar mungkin contoh yang baik, karena punya sedikit laboratorium namun dapat menerima sampel hingga 6-8 ribu sehari," ujar Andani.
Selanjutnya Reformasi Ketahanan Kesehatan kata Andani yakni kontrol orang luar masuk Indonesia. "Ini penting karena terkait masuknya varian baru. Ingat bahwa Delta berasal dari gagalnya kita mengendalikan pendatang dari luar. Sistem logistik menjadi sangat penting, belajar dari pandemi COVID 19, kita harus mengembangkan produk dalam negeri tidak bergantung asing," ujar Andani.
Manajemen bencana kata Andani seperti alur penanganan pandemi, siapa penanggung jawab utama juga harus dipastikan jelas. "Kalau soal pandemi ya leading harus institusi kesehatan dengan melibatkan full TNI/Polri. Pemberdayaan masyarakat harus didorong lebih ke depan. Pada pandemi Covid 19 terlihat kontribusi besar TNI/POLRI. Tracing, pengawasan tempat isolasi dan bahkan sekarang ini vaksin lebih banyak dilakukan oleh TNI/POLRI. Bagaimana peran pimpinan daerah? Ada yang serius, ada yang asyik untuk pencitraan, ada yang masih bingung mau apa, ada yang acuh tak acuh, bahkan kadang-kadang kita bisa melihat komentar yang kontraproduktif, seperti silahkan berkumpul, Covid-19 tidak ada, untuk apa testing banyak-banyak, isolasi Covid-19 positif di rumah saja dan banyak lagi lainnya," ujar Andani tersenyum.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- SE Gubernur Sumbar, ke Hotel, Restoran Hingga Objek Wisata Wajib Tunjukkan Sertifikat Vaksin
- Meski Pandemi Melandai, Pemerintah Tetap Lanjutkan PPKM
- Pimpin Monitoring dan Evaluasi Vaksinasi Sumbar, Wagub : Kita Berjibaku Terus
- Gubernur Mahyeldi Tegaskan Semua ASN Pemprov Sumbar Wajib Vaksin
- Genjot Ekonomi Melalui Pelatihan Membuat Kue dengan Tetap Prokes Ketat
Progul Dokter Warga Mulai Layani Masyarakat Kota Padang
Kesehatan - 24 Februari 2025
Jaga Kesehatan Pegawai, KAI Divre II Sumbar Gelar Medical Check Up
Kesehatan - 19 Februari 2025
Mahyeldi Jalani Medical Check-Up di RS Unand Jelang Pelantikan
Kesehatan - 14 Februari 2025
KAI Divre II Sumbar Gelar Pengobatan Gratis terhadap 228 Pensiunan
Kesehatan - 10 Februari 2025