Kementerian dan Lembaga Diminta Fokus Selesaikan Belanja APBN 2021

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh kementerian/lembaga (K/L) untuk fokus pada penyelesaian belanja APBN Tahun 2021, dengan memprioritaskan belanja yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemulihan ekonomi.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP), di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/11/2021) sore.
"Untuk pelaksanaan akhir tahun ini, Bapak Presiden meminta seluruh kementerian/lembaga untuk fokus pada penyelesaian APBN, terutama belanja-belanja yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemulihan ekonomi," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dalam keterangan pers usai menghadiri SKP.
Belanja yang dimaksud antara lain untuk program perlindungan sosial, bantuan UMKM dan dunia usaha, serta belanja di sektor kesehatan terutama untuk penanganan COVID-19. "Untuk penanganan pasien kita sudah melihat ada 713,9 ribu pasien, di mana klaimnya nanti akan dibayar oleh negara. Kita juga tetap memberikan insentif kepada tenaga kesehatan1,26 juta tenaga kesehatandi pusat dan juga yang ada di daerah melalui APBD," papar Menkeu.
Di bidang perlindungan sosial, ujar Sri Mulyani, selain melanjutkan program yang selama ini sudah dilakukan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Bantuan Sosial Tunai, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, pemerintah juga akan fokus kepada penanggulangan kemiskinan ekstrem.
"Kita juga akan terus mendukung dengan program-program dukungan lain, termasukmeng-addressisu kemiskinan ekstrem yang memang perlu untuk diperhatikan. Dalam hal ini nanti Bapak Presiden akan membuat Sidang Kabinet tersendiri mengenai hal itu," ujarnya.
Selain itu, imbuh Menkeu, anggaran juga akan dipergunakan untuk mendukung program-program prioritas. Salah satunya, dukungan untuk sektor pariwisata yang telah diputuskan dalam Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
"Ada anggaran untuk pariwisata, yaitu bantuan kepada para pelaku di bidang pariwisata dengan bantuan produktif atau bantuan tunai sebesar Rp600 ribu untuktigakali pembayaran. Ini nanti mengenai targetnya siapa yang akan mendapatkan, kriterianya, dan lokasi dari penerima akan ditetapkan oleh Menteri Parekraf," ujarnya.
Baca juga: Pemko Bukittinggi Serahkan Bantuan PKH dan BPNT Tambahan Tahap III dan Kursi Roda Untuk Lansia
Pemerintah berharap bantuan yang akan dieksekusi pada akhir bulan ini atau awal bulan depan ini dapat membantu sektor pariwisata yang mengalami pukulan sangat dalam akibat pandemi. Lebih lanjut Menkeu menerangkan, pada tahun ini pemerintah juga akan menyelesaikan pembiayaan investasi terutama bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapatkan penugasan pemerintah untuk menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional dan infrastruktur yang fundamental atau penting.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Nevi Zuairina Usul Koperasi sebagai Solusi Distribusi LPG 3 Kg untuk Minimalkan Kebocoran dan Perkuat Pengawasan
- Hj. Nevi Zuairina Dorong BUMN Energi Percepat Pengembangan Baterai EV dan Optimalisasi Limbah
- Awal Tahun 2025 Investor Pasar Modal Lampaui 15 Juta
- Nevi Zuairina minta Pengawasan BBM Subsidi Ditingkatkan dan Pelanggar Harus Diberi Efek Jera
- Penuhi Kebutuhan Pelanggan, PLN Sukses Tambah Jumlah SPKLU hingga 299% di Seluruh Indonesia Sepanjang 2024