Resistensi Antimikroba Ancaman Kesehatan Paling Mendesak, Ini Kata Kemenkes

Senin, 22 November 2021, 12:09 WIB | Kesehatan | Nasional
Resistensi Antimikroba Ancaman Kesehatan Paling Mendesak, Ini Kata Kemenkes
Kemenkes RI. IST
IKLAN GUBERNUR

Dr N. Paranietharan yang juga perwakilan WHO untuk Indonesia menuturkan bahwa resistansi antimikroba adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang paling mendesak dan membutuhkan aksi yang dilaksanakan dengan segera. Respons berbasis One Health yang berkelanjutan dan mendorong keterlibatan semua sektor manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan - sangatlah penting untuk mengatasi ancaman ini.

Berbeda dengan pandemi COVID-19, AMR bukanlah krisis yang tidak terduga dan kita sudah tahu bagaimana cara mencegahnya. Kita harus meningkatkan pencegahan dan pengendalian infeksi dan WASH (air, sanitasi, dan higiene).

''Kita harus mempromosikan penggunaan antimikroba yang bertanggung jawab. Kita harus meningkatkan kapasitas laboratorium untuk surveilans. Dan kita harus memperkuat koordinasi lintas sektor maupun kerangka regulasi,'' ujar Perwakilan WHO untuk Indonesia.

Hal tersebut menjadikan resistensi antimikroba adalah ancaman serius global. WHO, FAO (Food and Agriculture Organization), OIE (World Organization for Animal Health) bersama dengan negara-negara lain sudah menyusun rencana aksi global tahun 2015 yang lalu dengan pendekatan multi sektor atau pendekatan One Health. Di dalamnya ada lima strategi utama bagaimana negara-negara dapat melakukan pengendalian AMR dan memitigasi dampaknya, yakni Peningkatan Kesadaran terhadap AMR, Surveilans, Pencegahan Infeksi, Penatagunaan Antimikroba, serta Riset dan Pengembangan.

Sementara itu, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau FAO senantiasa mendukung Pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mencapai tujuannya dalam mengendalikan AMR, sebagaimana tertuang dalam rencana aksi nasional.

''Kami berharap dapat bekerja sama dengan anda semua untuk mempromosikan penggunaan antimikroba yang bijak dan bertanggung jawab dalam sistem pertanian pangan, melalui kebijakan dan edukasi publik yang efektif,'' kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste. (*/bi)

Halaman:
1 2 3
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: