Cerita Sukses Kelompok Budidaya Jamur Tiram dan Magot di Limau Manis pada Masa Pandemi

"Sebelum ada rumah budidaya jamur tiram, masyarakat atau pelaku budidaya jamur tiram itu hanya memanfaatkan sudut-sudut rumah mereka dengan memanfaatkan kayu-kayu bekas. Tentunya, kualitas jamur tiram nya tidak higienis," ujarnya
CSR PT Semen Padang melalui Forum Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis juga memfasilitasi Kelompok Budi Daya Jamur Tiram dan Magot untuk belajar cara pembibitan dan pengolahan jamur serta magot.
"Untuk jamur tiram, pelatihannya dilakukan ke Payakumbuh. Sedangkan magot, ke bank sampah di Pariaman. Alhamdulillah, sejak difasilitasi pelatihan jamur tiram dan magot, usaha Kelompok Budi Daya Jamur Tiram dan Magot Limau Manis semakin berkembang," bebernya.
Baca juga: Bahas Kerja Sama dengan PT.Bio Cycle, Pemkab Magetan Kunjungi Kabupaten Lima Puluh Kota
Saat ini, kata Desi melanjutkan, Kelompok Budi Daya Jamur Tiram dan Magot Kelurahan Limau Manis rata-rata produksi jamur tiram sebanyak 60 kg. Jamur tiram yang diproduksi kemudian dijual dalam bentuk sayur dan juga berbagai produk makanan berbahan dasar jamur tiram.
Di antaranya, randang, galamai, risoles, naget, bandrek, nasi goreng, dendeng, kentucky, bakso, sate dan lain sebaginya. "Bahkan sayur jamur tiram yang tidak terjual, juga kami olah menjadi kerupuk jamur," ujarnya.
Untuk pasarannya, tambah Desi, tidak hanya di Kota Padang, tapi juga beberapa daerah di Sumbar. Untuk harganya juga bervariasi. Jamur dalam bentuk sayur, dijual dengan harga Rp20 ribu/kg. Sedangkan dalam bentuk olahan seperti rendang misalnya, dijual Rp60 ribu/kg dan galamai/bungkus dengan berat 1 0ns seharga Rp15 ribu.
"Kalau magot, penjualannya masih di sekitaran Kota Padang. Usaha magot ini baru berjalan 1 tahun dan lokasinya baru di dua tempat di Limau Manis. Namun begitu, kami yakin usaha ini akan menuai hasil maksimal, karena magot ini bermanfaat untuk pakan ikan dan unggas," pungkas Desi. (*/bi)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Kota Padang Perkuat Ekonomi Kreatif Lewat Bimtek Branding Digitalisasi
- Permudah Akses Perbankan untuk UMKM, Pemko Padang Bersinergi dengan CIMB Niaga
- Evaluasi untuk Adinata Syariah 2025, Gubernur Mahyeldi Targetkan Sumbar Kembali Raih Juara Umum
- OJK: Likuiditas Perbankan 2025 Masih Ketat, Sektor Pertanian Perlu Digenjot
- Wakil Ketua DPRD Sumbar Iqra Chissa Inisiasi Pemprov dan Pertamaina Terkait Stabilisasi Stok BBM