Sejumlah Kendaraan Dicegat Oleh Warga Saat Melewati Simpang Jorong Mudiak Pasaman Barat, Kapolres An

PASBAR, binews -- Sejumlah sopir yang melintas di jalan umum Simpang Jorong Sawah Mudik, Jorong Sawah Mudik, Nagari Batahan, Kecamatan Ranah Batahan, resah adanya sejumlah pemuda setempat melarang melewati jalan umum tersebut.
Padahal jalan itu merupakan jalan pemerintah daerah setempat. Akibatnya, sejumlah sopir ini mengaku mengalami kerugian atas tindakan dari pemuda yang melarang melintas di jalan dimaksud.
Salah satu sopir, Rudi Hartono (52), warga Ranah Batahan, menegaskan, peristiwa adanya sejumlah pemuda yang melarang melintas di daerah setempat sudah berlangsung sekitar dua minggu lalu. Ketika itu dia bersama kawannya membawa air hendak menuju perkebunan yang melintas di jalan umum Simpang Sawah Mudik.
Seiring dengan itu suasana sudah malam dan tepat di sekitar Poskamling Simpang Sawah Mudik ada sejumlah pemuda melakukan pencegatan dan sempat terjadi silang pendapat. Akhirnya, karena ada pencegatan sejumlah barang dan air yang dibawa tidak bisa dibawa ke arah si Gantang.
Baca juga: Senam Kebugaran Warnai Bimtek Peningkatan Kapasitas Wartawan di Dharmasraya
"Kita sudah berupaya negosiasi agar bisa melintas. Namun mereka tidak memperbolehkan melintas dan sempat terjadi adu mulut. Karena ada pencegatan itu, kami pun terpaksa memilih tidak melintas karena dikawatirkan ada terjadi gejolak sosial," kata Rudi.
Menurut dia, akibat tidak bisa melintas di jalan pemerintah itu, pihaknya mengalami kerugian materi. Untuk itu diharapkan kepada aparat kepolisian agar segera menertibkan sejumlah warga yang sudah meresahkan tersebut.
Alasan sejumlah pemuda itu menghalangi melintas di jalan umum itu ada dugaan mereka tentang aktivitas illegal logging. Padahal persoalan illegal logging di daerah itu tidak ada, bahkan sejumlah dokumen untuk rencana pembukaan lahan perkebunan sudah ada dokumen lengkapnya..
"Saya sekaligus pengelola kebun di daerah si Gantang ini sudah dirugikan. Bahkan sejumlah sopir dan warga lain yang mengharapkan hidupnya dari perkebunan itu sudah kandas," katanya.
Kemudian, sopir lainnya Putra (24) sopir mengatakan, dia bersama kawannya juga tidak bisa melintas di daerah jalan umum Simpang Sawah Mudik. Padahal yang mereka bawa adalah bahan material sirtu untuk pembangunan jalan di daerah Si Gantang.
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Terdengar Ledakan Satu Unit Kapal Nelayan Air Bangis Terbakar dan Tenggelam, Begini Nasib Anak Buah Kapal
- Balita Meninggal Dunia Saat Mobil Microbus Alami Kecelakaan Tunggal di Pasbar
- Fasilitas Umum UPT Terminal Simpang Ampek Memprihatinkan
- Nama Bidang PNFI Disdik Pasbar Dicatut, Ketua MKKTK Kecamatan Pasaman Pungut Iuran Berdalih Hadiah
- Buntut Belum Disepakati Tuntutan Nelayan, Diundang Forkopimca Sungai Beremas untuk Audiensi Direktur PT.GMK Tatwa Dhairya Tak Hadir