Bersama PLN UID Sumbar, Puluhan Wartawan Eksplorasi PLTA Maninjau, Program TJSL dan Proses Produksi

Kamis, 16 Maret 2023, 22:48 WIB | Teknologi | Kota Padang
Bersama PLN UID Sumbar, Puluhan Wartawan Eksplorasi PLTA Maninjau, Program TJSL dan...
Puluhan wartawan dari berbagai media di Sumatera Barat baru saja mengikuti Media Trip yang diadakan oleh PLN UID Sumbar pada hari Rabu (15/3/2023). IST

"Dalam menjaga pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan, kami juga berperan dalam menjaga kesiapan energi primer yaitu air, serta menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Program-program yang dijalankan oleh PLN UID Sumbar adalah contoh nyata dari bagaimana perusahaan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan dalam menjalankan bisnisnya," tambahnya.

Setelah kunjungan ke PLTA Maninjau, rombongan media trip mengunjungi rumah produksi kerajinan Enceng Gondok Sadama Craft di Maninjau. Di sini, binaan PLN Sumbar ini berhasil menyulap eceng gondok menjadi kerajinan tangan yang cantik seperti tas, dompet, vas bunga, tempat tisu, tempat sampah, dan bahkan rak buku yang unik, tidak kalah dengan produk berbahan rotan.

Manager Komunikasi dan Manajemen TJSL PLN UID Sumbar, Yenti Elfina, memberikan apresiasi kepada Kelompok Sadama atas upaya mereka dalam melestarikan Danau Maninjau. Dengan menjadikan eceng gondok sebagai bahan mentah produk kerajinan tangan, Kelompok Sadama telah turut serta dalam menjaga kelestarian danau. Semangat yang ditunjukkan oleh kaum perempuan di Kelompok Sadama Craft ini patut dicontoh oleh semua orang.

Baca juga: 53 Juta Anak Sekolah Bakal Diskrining Kesehatan Mulai Juli Ini

Setelah berkunjung ke rumah produksi kerajinan enceng gondok Sadama Craft, kegiatan media trip dilanjutkan ke tempat pengilangan tebu Lawang Matur yang menarik perhatian. Di sana, seorang petani tebu bernama Syafri telah sukses menjadi petani tebu dengan beralih ke listrik sebagai penggerak atau dinamo, menggantikan kerbau dan diesel yang sebelumnya digunakan. Syafri sudah menjadi petani tebu sejak 2009, namun baru beberapa tahun ini beralih ke listrik.

Sebelum beralih ke listrik, Syafri hanya bisa menghasilkan 30 kilogram tebu dengan menggunakan lebih kurang tiga ton bahan baku. Namun setelah beralih ke listrik, ia bisa menghasilkan 300 kilogram tebu dengan biaya produksi yang lebih kecil, hanya sekitar Rp100 ribu dari Rp300 ribu.

Tebu mentah yang dihasilkan langsung dikirim ke luar Sumbar, seperti ke Pekanbaru, Jambi, Palembang, dan sejumlah daerah di Pulau Jawa. Bekas penggilingan tebu ini juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pembuatan gula saka dan pupuk kompos.

Manajer Komunikasi dan Manajemen TJSL PLN UID Sumbar, Yenti Elfina, mengajak petani tebu di Kecamatan Matur, khususnya di Nagari Lawang, yang memiliki potensi sekitar 140 pengilang, untuk bersinergi. PLN membantu dengan fasilitasi menggunakan TJSL dan memberikan program cicilan tanpa bunga untuk menaikkan daya listrik pada pengilangan tebu. Dengan beralih ke listrik, selain menyelamatkan bumi, para petani juga bisa meningkatkan pendapatannya.

"PLN akan mengawal dan menyiapkan listrik dengan suplai daya yang cukup, sehingga diharapkan tidak akan ada mati lampu saat pengilangan tebu," tegas Yenti.

Dipenghujung kegiatan media trip, Yenti selaku Manajer Komunikasi dan Manajemen TJSL PLN UID Sumbar mengucapkan terima kasih atas kehadiran rekan rekan media. "Ini menjadi sebuah kebanggaan untuk kami bisa lebih dekat dengan rekan-rekan media yang selama ini telah membantu PLN UID Sumbar dalam meyebarluaskan informasi kepada masyarakat, sekaligus tentunya ini menjadi ajang silahturahmi bagi kita semua," bebernya. (mel)

Halaman:
1 2

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: