Cerita Dibalik Demo Warga Air Bangis Pasaman Barat
Royani dan Keresahan Keluarganya Saat Diminta Pulang ke Air Bangis

LAPORAN : MELVA - MAHASISWA MAGANG UIN MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
Royani, seorang perempuan paruh baya dengan wajah tegar menahan kesedihan diantara seribu lebih orang yang bernasib sama dengannya tengah duduk di balik kokohnya Masjid Raya Sumatera Barat, mahakarya kebanggaan masyarakat Minang saat kami temui pada hari Jum'at, 4 Agustus 2023 pukul 11.00 WIB.
Royani merupakan salah satu dari 1.500 lebih warga Pasaman Barat yang menuntut Gubernur Sumatera Barat agar rencana penggusuran lahan di daerah mereka di cabut, karena itu merupakan tempat tinggal dan tempat mereka mencari nafkah.
Baca juga: Ricky Carnova Pimpin Apel Pagi, Sampaikan Kinerja dan Pencapaian Pemkab Solok
"Kampung kami mau digusur, mau direbut orang itu, lahan kami, tempat tinggal kami, tempat bercocok tanam, hasil kami disitu semuanya, anak untuk sekolah biayanya dari situ, dari kebun," ujar Royani.
Royani yang merupakan warga kelurahan Pigogah Patibubur, Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas mulai menginap di Masjid Raya Sumbar sejak Senin malam, 31 Agustus 2023 sembari membawa dua anaknya, sehingga anak-anaknya tidak bisa sekolah. Royani tidak mungkin untuk meninggalkan anaknya karena masih kecil dan tidak ada yang mengasuh di rumah.
"Nggak sekolah anakku, mana lah sekolah, kalau ditinggalkan gak tenang pikiranku, siapa yang mengasuhnya," kata Royani
Royani memiliki lima orang anak yang semuanya sudah bersekolah. Bagi Royani, kehidupan anak dan pendidikannya adalah yang terpenting. Itu alasannya untuk banting tulang menjadi petani dan mencari nafkah di lahan tersebut.
Baca juga: Aneka Lomba Ramaikan Peringatan Hari Jadi PGRI dan Hari Guru
"Anakku ada lima, tiga laki-laki dua perempuan, yang pertama sedang kuliah udah masuk semester 7, yang kedua udah lulus tingkat SMA, dia mau melanjutkan sekolah ke Pariaman, yang ketiga sekolah di Pesantren Purba Baru udah kelas 5, yang ke empat dan lima masih SD, darimana biayanya kalau bukan dari tani," lanjutnya
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- KAI Divre II Sumbar Gelar Ramp Check untuk Pastikan Keselamatan dan Kenyamanan Angkutan Lebaran
- KAI Divre II Sumbar Imbau Masyarakat Tidak Ngabuburit di Jalur Kereta Api Demi Keselamatan
- Datuak Febby: Keterbukaan Informasi Penting untuk Efisiensi Anggaran
- Wako Fadly Amran Instruksikan Damkar Siram Material Tercecer di Jalan Bypass
- Kapolda Sumbar Hadiri Launching Penguatan Program Pekarangan Pangan Lestari