Anggota DPRD Sumbar Hidayat: Sudah Banyak Generasi Muda yang Lupa dengan Nilai Sumbang Duo Baleh dan Kato nan Ampek

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Hidayat, mengatakan bahwa saat ini ada persoalan mulai merenggangnya adab dan perilaku tentang nilai-nilai sumbang duo baleh, tata cara bertutur, tata cara bersikap, dan tata cara berinteraksi sosial menggunakan kato nan ampek.

"Selain itu, terkadang kita terlalu bangga dengan budaya asing, ini yang coba dibalikkan lagi paradigma berpikirnya, bahwasanya banyak nilai-nilai adat dan budaya serta warisan nenek moyang kita yang bisa menjadi sebuah kebanggaan bersama" ujar Hidayat saat kegiatan Dialog Kebudayaan Yang Muda Berbudaya dengan tema "menggali nilai-nilai adat dan budaya melalui konten kreator", Senin, (4/9/2023) di Pusat Kreativitas Generasi Muda Kopi Pahit, Padang. Hidayat juga menyebut bahwasanya DPRD sebagai salah satu unsur penyelenggara pemerintahan daerah bersama Pemprov Sumatera Barat berkewajiban secara moril untuk bisa menjaga, merawat, menumbuh kembangkan nilai-nilai budaya agar bisa diterjemahkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari oleh generasi muda bahwa identitas budaya Minangkabau menjadi suatu adaptasi kebiasaan baru yang bisa membanggakan. "Kami berterimakasih kepada Dinas Kebudayaan, karena telah menangkap persoalan-persoalan masyarakat kita. Apalagi konten kreatif ini masuk kedalam Ekraf atau Ekonomi Kreatif yang kemarin Perda nya baru dibuat. Ini adalah ekonomi kreatif yang berpotensi mendatangkan penghasilan dan job. Itu yang menjadi dasar pemerintah daerah di suatu kesempatan menyampaikan agar bagaimana konten-konten kreator kita tetap memproduksi konten-konten yang sehat dan produktif tapi tetap mengacu kepada nilai-nilai adat kebudayaan kita," ujar Hidayat "Kita juga sedang menyusun Perda tentang pemajuan kebudayaan, cagar budaya dan museum kita coba simplikasikan dalam konteks pembentukan perda. Disini harus ada apresiasi untuk mengembangkan grup-grup seni budaya seperti Sakato, baik yang kontemporer maupun yang tradisional termasuk juga ekonomi kreatif yang kita sinergikan antara Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan," tambahnya Mungkin dari Pemprov bersama DPRD harus mendorong terus melalui dialektika ini. Komunitas-komunitas dialektika yang selalu berdiskusi tentang kebudayaan dan terus menumbuh kembangkan kebudayaan. Itu yang menjadi perjuangan untuk memperkuat regulasi dalam pembentukan Perda yang akan merangkum program kegiatan yang akan diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan. Hidayat menyampaikan bahwa DPRD bersama Dinas Kebudayaan sudah mendorong bagaimana komunitas-komunitas vlog, termasuk juga selebgram, tiktokers, untuk coba dilakukan pembinaan. Intinya adalah bagaimana memproduksi konten yang sehat dan tidak melanggar norma-norma, baik itu norma agama, undang undang, termasuk juga norma adat dan budaya. Dalam kaitannya dengan mengenali nilai-nilai adat dan budaya melalui konten kreator, Hidayat memberikan apresiasinya kepada uda Rio selaku konten kreator yang menjadi narasumber dalam acara ini. Hidayat mengatakan bahwa dari ke kreatifan Uda Rio sebagai konten kreator, selain mendapatkan tempat untuk mengekspresikan diri dan mengeluarkan potensi dalam dirinya, Uda Rio juga turut mempromosikan daerahnya. Meskipun kontennya adalah komedi, namun juga bermuatan nilai-nilai kebudayaan. "Bagaimana berinteraksi dengan karakter tertentu bersama amaknya walaupun amaknya marah marah, tapi hormat anak ke amak itu tidak boleh hilang. Termasuk juga bagaimana relasi interaksi berbicara dengan lawan mainnya ini kalau seandainya kita berbicara tidak berdasarkan data dan fakta sering dimentahkan begitu saja, saya pikir itu yang menarik," ungkap Hidayat. (bi/magang)

Penulis: Imel
Editor: BiNews