Dialog Kebudayaan Bersama Dinas Kebudayaan Sumbar

Mak Katik: Generasi Muda Harus Tahu tentang Tokoh-Tokoh Hebat Minangkabau

Rabu, 20 September 2023, 08:18 WIB | Ragam | Kota Padang
Mak Katik: Generasi Muda Harus Tahu tentang Tokoh-Tokoh Hebat Minangkabau
Dialog Kebudayaan Bersama Dinas Kebudayaan Sumbar Anggota DPRD Sumbar Hodayat: Lestarikan Nilai-Nilai Budaya Melalui Penerapan Bukan Teori

PADANG, binews.id --Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto, atau akrab disapa Mak Katik selaku narasumber dalam acara "Dialog Kebudayaan" yang merupakan seorang budayawan, seniman, dan pengajar Indonesia membahas bagaimana adat dan budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.

Termasuk juga latar belakang atraksi seni seperti silek dan tari piring. Selain itu, Mak Katik ingin generasi muda mengetahui bagaimana tokoh-tokoh hebat Minang dibesarkan dengan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau itu sendiri.

"Saya berharap acara ini bermanfaat untuk generasi muda, karena untuk sekarang ini kita cuma tahu hebatnya Hatta, hebatnya Sutan Sjahrir, hebatnya Hamka, tapi kita tidak tahu seperti apa mereka dibesarkan," ujar Mak Katik dalam acara "Dialog Kebudayaan" Yang Muda Berbudaya angkatan ke-tujuh di Galanggang Palito Nyalo, pada 16 September 2023, pukul 14.00 WIB. Acara tersebut dihadiri 100 orang peserta yang terdiri dari perwakilan generasi muda, Bundo kanduang dan komunitas seni dan adat se Kecamatan. Pauh.

Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat yang juga Ketua Fraksi Gerindra, Hidayat, juga mengajak lembaga adat seperti bundo kanduang, kelompok seni dan komunitas generasi muda untuk kembali menerapkan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau dalam menjalankan aktivitas sosial masyarakat.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Sumbar Evi Yandri Hadiri Sialturahmi IPSI: Harus Jadi Pilar Pelestarian Silat Minangkabau

Hal ini ditekankan Hidayat, karena melihat fenomena aktivitas masyarakat Sumbar cenderung terkontaminasi oleh budaya asing. Hidayat mencontohkan dalam pemanggilan nama kerabat seperti mamak, mak etek, mak angah dan lain-lain sudah jarang digunakan dan digantikan dengan om, tante dan sebagainya, atau penggunaan bahasa daerah lain dalam sebutan pranata sosial, seperti penggunaan istilah teteh untuk memanggil uni. Hal tersebut membuktikan bahwa budaya Minangkabau kerap tergantikan oleh budaya asing, sehingga melunturkan adat dan budaya Minang itu sendiri.

"Jadi intinya untuk melestarikan nilai nilai budaya minangkabau agar jangan sampai punah harus kita terapkan nilai nilai tersebut dalam kehidupan sehari hari tanpa harus mengikuti perkembangan zaman. Terang hidayat anggota komisi 5 dprd sumbar dari fraksi gerindra," ujarnya.

Sebagai anggota DPRD, Hidayat menjelaskan bahwa perannya memang membentuk Perda bersama Pemprov. Dalam memainkan peran membentuk Perda tersebut, ia bersama anggota DPRD lainnya mengusulkan Ranperda Pemajuan Kebudayaan, Cagar Budaya dan Museum dan memaktubkan dalam perda tersebut kurikulum yang berstandar kearifan lokal yang akan menjadi materi pembelajaran di tingkat SD, SMP dan SMA. Kemudian apresiasi terhadap kesenian daerah, atraksi dan permainan anak nagari.

"Dalam merawat serta mengelola nilai-nilai adat dan budaya seperti berbahasa daerah, berkesenian daerah, permainan anak nagari, anak-anak sekarang ada yang tahu tidak? Tokok lele, sipak tekong, cik mancik, congklak? Itu banyak nilai filosofisnya, contohnya kalau main tokok lele itu tidak boleh lewat dari garis, itu mengajarkan nilai-nilai kejujuran. Tidak boleh berdusta, tidak boleh korupsi kalau dia seorang pejabat, itu nilai positifnya," ucap Hidayat

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Sumbar Evi Yandri: Safari Ramadan, Momentum Pererat Kebersamaan dan Dukung Pembangunan

Selanjutnya yang ingin dimaktubkan dalam Perda tadi yaitu pembentukan Dewan Kebudayaan. Semacam forum diskusi yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, orang kampus dan kaum muda. Hidayat menyebut bahwa ada kerinduan terhadap ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, dan kaum mudanya berdiskusi tentang apa kira-kira program pemerintah terkait pemajuan kebudayaan. Termasuk juga menganalisa seperti apa kurenah mamak dan kemenakan sekarang, pergaulannya, cara berpakaian, cara bertutur bahasa.

Halaman:
Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: