Public Lecture Series Eurasia Foundation di UNP Bahas Konflik dan Rekonsiliasi di Asia Timur

PADANG, binews.id -- Universitas Negeri Padang (UNP) kembali menyelenggarakan Public Lecture Series Eurasia Foundation, yang kali ini mengangkat tema menarik "East Asia: Conflicts and Reconciliation" pada Rabu (4/12/2024). Acara ini berlangsung di Ruang Sidang Senat Lantai 4 UNP, dan menghadirkan pembicara utama, Prof. Changzoo Song, seorang Senior Lecturer di bidang Kajian Asia dari University of Auckland, Selandia Baru.
Kuliah umum ini dihadiri oleh PIC Eurasia Foundation, Dr. Nofrion, M.Pd, tim Eurasia Foundation, serta perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas di UNP. Dalam sambutannya, Dr. Nofrion mengungkapkan rasa terima kasih atas kehadiran Prof. Song dan menyebut bahwa tema kuliah kali ini sangat relevan dengan kebutuhan mahasiswa untuk memahami hubungan lintas budaya di kawasan Asia Timur. "Tema ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang kesamaan, perbedaan, dan relasi antara tiga negara utama di Asia Timur—China, Korea, dan Jepang," kata Dr. Nofrion.
Lebih lanjut, Dr. Nofrion berharap kuliah umum ini dapat memperkaya wawasan mahasiswa mengenai pemahaman antarbudaya dan mendorong dialog lintas budaya yang lebih luas. "Kami berharap kegiatan ini menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memperdalam pemahaman tentang pentingnya menjaga hubungan internasional yang harmonis, serta mengembangkan pemikiran kritis mengenai masalah yang ada di kawasan ini," tambahnya.
Dalam pemaparannya, Prof. Changzoo Song menjelaskan bahwa sejarah, budaya, dan pandangan hidup setiap negara di Asia Timur memiliki keunikan tersendiri, yang bisa menjadi tantangan sekaligus peluang dalam membangun hubungan antarnegara. Ia mengungkapkan, meskipun ketiga negara tersebut memiliki banyak kesamaan, seperti budaya, adat istiadat, dan tradisi kuliner, perbedaan dalam bahasa, sistem politik, agama, dan kebiasaan sosial tetap menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.
Baca juga: 34 Tim dari 20 Perguruan Tinggi Indonesia Ikuti Kompetisi Robot Industri Tingkat Nasional di UNP
"Ketiga negara ini memang memiliki banyak kesamaan, tetapi perbedaan dalam aspek lain seperti bahasa dan sistem politik juga menjadi tantangan yang besar. Namun, perbedaan ini justru bisa menjadi peluang bagi kita untuk membangun hubungan yang lebih baik melalui pemahaman dan dialog," ujar Prof. Song.
Prof. Song menambahkan bahwa memahami perbedaan budaya dan sejarah antara negara-negara tersebut sangat penting untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan dan menghindari konflik yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau stereotip. "Dialog antarbudaya adalah kunci untuk membuka peluang perdamaian dan rekonsiliasi di kawasan ini," tambahnya.
Kuliah umum ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi mahasiswa UNP, khususnya dalam memahami dinamika hubungan internasional di kawasan Asia Timur yang penuh tantangan. Dengan adanya pemahaman yang lebih dalam mengenai kesamaan dan perbedaan antarnegara di Asia Timur, diharapkan para mahasiswa dapat menjadi agen perdamaian yang aktif dalam menghadapi isu-isu global yang semakin kompleks. (bi/rel)
Penulis: Imel
Editor: BiNews
Berita Terkait
- Atase Agama Kedutaan Arab Saudi Kunjungi UNP, Perkuat Kerja Sama Pendidikan dan Keagamaan
- Atase Agama Kedutaan Arab Saudi Kunjungi UNP, Perkuat Kerja Sama di Bidang Pendidikan dan Keagamaan
- UNP Gelar Lokakarya Manajemen Penelitian, Hadirkan Narasumber dari University Malaya
- UNP Gelar Bunkasai XII, Perkenalkan Budaya Jepang Melalui Berbagai Kegiatan
- Efisiensi Anggaran, UNP Pastikan Kualitas Pendidikan Tetap Terjaga dan Tidak Berdampak Pada UKT