Letupan Kasus Covid-19 di Sumbar, Dr. Andani : Mereka Penyebar Senyap

Jumat, 07 Agustus 2020, 11:17 WIB | Kesehatan | Nasional
Letupan Kasus Covid-19 di Sumbar, Dr. Andani : Mereka Penyebar Senyap
Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Dr. Andani Eka Putra, M.Sc, meminta masyarakat mewaspadai Silent Spreader (penyebar senyap) Covid-19, Jumat (7/8/2020). foto. melba
IKLAN GUBERNUR

PADANG, binews.id -- Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Dr. Andani Eka Putra, M.Sc, sebut 47 kasus positif Covid-19 yang ditemukan hari ini adalah tanpa gejala atau ringan. Namun, mereka adalahsilent spreader(penyebar senyap) yang jika tidak ditemukan akan menjadi penular bagi orang lain.

Dr Andani mengatakan, hari ini 7 Agustus 2020 angka positif sumbar hasil pemeriksaan 6 Agustus adalah 47 orang positif atau 3.3% untuk angka positif, namun itu masih dibawah standar WHO yang 5%. Angka ini, katanya, sangat terkait dengan pergerakan orang, khususnya dari luar provinsi.

Baca juga: MESKI PANDEMI MELANDAI Harus Ada Early Warning System Bencana Pandemi

"Bagi kita di Lab dan teman-teman Dinkes, sudah memprediksi akan ada letupan seperti ini. Tinggal sekarang bagaimanatracing (penelusuran) tetap konsisten dengan kapasitas besar," ujar Dr Andani yang disampaikan Jubir Gugus Tugas Covid-19 Sumbar Jasman Rizal melalui pesan tertulis Jumat pagi.

Dr. Andani mengimbau agar bersama-sama menjelaskan ke masyarakat bahwa situasi masih terkendali dan apa yang ditemukan merupakan proses pencarian kasus," ujarnya.

Selain itu, Dr Andani juga mengajak untuk bersama-sama mengingatkan orang dari luar provinsi untuk memeriksakan diri (swab) ke Puskesmas atau di bandara bagi akan bepergian. Tetap jalankan protokol Covid-19 karena ini menandakan menyayangi keluarga, rekan kerja dan tetangga.

Baca juga: Setelah Covid Landai, Andani: Reformasi Ketahanan Kesehatan

"Tidak usah berfikir gelombang kedua, karena ini hanya bagian proses. Jika ini disebut gelombang kedua, maka nanti akan ada lagi gelombang 3, 4 dan seterusnya. Pengalaman di Eropa dan Amerika hanya ada satu gelombang. Bagi negara yang terkendali, tidak ada fase puncak atau puncak cenderung datar dengan riak-riak. Ini adalah riak2 tersebut," katanya.

Kata Dr. Andani, saat ini adalah bagian dari pengendalian. "Tidak usah saling menyalahkan, yang penting bagaimana kita bekerjasama secara optimal untuk tracing (penelusuran) dan testing (pengujian) dan mari saling mendukung untuk mempertahankan Sumbar tetap terkendali," imbaunya. (*/mel)

Marhaban ya Ramadhan 2025

Penulis: Imel
Editor: BiNews

Bagikan: